Bukan Waktunya Lagi Wait and See

Wali murid dan calon pendaftar mulai mengajukan permohonan PIN PPDB jenjang SMA di SMAN 16 Surabaya, Senin (5/6). [adit hananta utama]

Hari Ini Ditutup, Peluang Masuk SMK Lebih Longgar
Dindik Jatim, Bhirawa
Wali murid dan calon peserta didik yang hendak mendaftar ke jenjang SMA/SMK harus segera bergegas. Menunggu dan melihat (wait and see) peluang serta persaingan sudah bukan lagi saatnya. Sebab, masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK di Jatim hari ini merupakan hari terakhir, Kamis (6/7).
Kekhawatiran adanya desakan pendaftar ke laman online di hari terakhir patut dicermati. Mengingat hingga hari ketiga pendaftar persaingan di SMA maupun SMK masih tampak jelas. Seperti di Surabaya, jumlah pendaftar SMA hingga pukul 18.00 kemarin baru mencapai 5.132 siswa. Sementara yang memilih SMK bahkan lebih kecil, yakni 4.065 siswa. Jumlah ini masih jauh dari pagu kumulatif Kota Surabaya yang tersedia di SMA sebanyak 6.118 kursi dan SMK 6.153 kursi.
Kepala SMKN 12 Surabaya Bhiwara Sakti Pracihara mengungkapkan, pihaknya tidak mengetahui pasti alasan mengapa jumlah pendaftar masih sepi memasuki hari ketiga. Dari 16 jurusan yang dibuka, baru jurusan Teknik Permesinan di sekolahnya yang pendaftarnya telah melebihi pagu. Sementara 15 jurusan lainnya justru melompong.
“Apakah karena tahun ini SMK sudah tidak gratis lagi. Ataukah masyarakat masih wait and see dengan persaingan yang ada,” terang Praci dikonfirmasi kemarin.
Dari laman PPDB Jatim terlihat, di sekolah tersebut terdapat empat jurusan yang paling sepi pendaftar bahkan kurang dari sepuluh siswa. Di antaranya ialah jurusan tata artistik teater yang baru mendapat dua pendaftar pilihan pertama dan enam pilihan kedua. Jurusan pemeranan dipilih enam siswa, kriya kulit dan imitasi lima siswa dan pedalangan sembilan siswa.
“Pengalaman tahun lalu jurusan pemeranan dan tata artisitik teater ini bisa memenuhi dua rombel. Tapi memang baru terisi di hari terakhir menjelang penutupan,” kata dia.
Sementara untuk pedalangan, lanjut dia, sejauh ini peminatnya memang kurang. “Paling banyak kita cuma terima 15 anak,” kata dia.
Praci sempat menduga, sepinya peminat di SMK karena masyarakat lebih mempertimbangkan faktor ekonomis dalam memilih sekolah. Mengingat biaya sekolah di SMK lebih mahal dari SMA. “Kita menunggu kebijakan Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim saja bagaimana selanjutnya. Apakah ada pemenuhan pagu dan mekanismenya seperti apa,” ungkap dia.

Rate this article!
Tags: