Bulog Anggap Beras Berkutu Adalah Wajar

Kepala Bulog Divre VII Malang, Arsyad.

Kepala Bulog Divre VII Malang, Arsyad.

Kab Malang, Bhirawa
Beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang dijual Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) yang ditemukan Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Malang, pada Rabu (3/8), di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, tidak layak konsumsi karena berwarna coklat dan berkutu.
Hal ini langsung mendapatkan respon Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional (Divre) VII Malang Arsyad. Saat dikonfirmasi, Kamis (4/8), kemarin di ruang kerjanya, Atsyad menegaskan, jika pengiriman beras raskin di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dalam kondisi layak konsumsi.
“Jika beras raskin yang kita kirim ketika ada yang berkualitas jelek, maka pihak desa akan memberitahukan pada Bulog. Sehingga saat itu juga pihaknya akan mengganti beras raskin yang baru,” kata dia.
Menurutnya, pengembalian beras raskin yang berkualitas jelek yang dilakukan pihak desa,  pihaknya tidak memungut biaya sepeser pun. Sehingga ketika beras raskin yang dikirim Bulog ke Desa Toyomarto tersebut, dianggap layak konsumsi. Karena pihak desa sendiri tidak melaporkan, dan bahkan tidak mengembalikan ke Bulog. Dengan tidak mengembalikan beras raskin, maka dianggap tidak ada masalah.
Arsyad menerangkan, beras raskin yang disalurkan pada masyarakat yang terdaftar sebagai masuarakat miskin yakni jenis IR 64 medium. Sedangkan beras tersebut berkualitas sehingga layak makan. Dan dalam beras terdapat kutu, hal itu sangat wajar. Karena beras yang sudah dimasukkan dalam karung plastik, yang tertumpuk digudang terjadi kelembaban udara.
“Selain beras terdapat kutu, beras juga berubah warna dari sebelunya berwarna putih menjadi coklat. Itu karena faktor biologis saja dalam penyimpanan beras. Mohon maaf, jika beli beras di pasar yang sudah satu Minggu, pasti juga sudah berkutu,” ujarnya. Dikatakan, beras bersubsidi yang disalurkan untuk program raskin merupakan hasil dari petani yang dibeli oleh Bulog. Sedangkan beras yang dibeli dari petani. Biasanya disimpan di gudang Bulog dalam waktu sekitar tiga hingga enam bulan. Dan itu juga tergantung dengan masa panen petan, bahkan waktu penyimpanan beras bisa lebih dari itu.
“Kalau beras raskin yang disalurkan ke Desa Toyomarto, masuk gudang Bulog pada masa panen bulan Maret hingga April 206. Sehingga beras raskin tersebut layak untuk di konsumsi, jadi tidak ada masalah,” tegas Arsyad.
Ia juga menjelaskan, selama ini Bulog selalu menjaga kualitas beras yang berada di gudang. Seperti melakukan proses umigasi spreying, airasi sanitasi atau menjaga lingkungan bersih, dan juga pintu gudang selalu dibuka untuk menjaga sirkulasi. Sedangkan Bulog sendiri juga berupaya sortir agar kualitas beras tetap terjaga.
Di kesempatan itu, Arsyad menambahkan, stok beras di gudang Bulog cukup hingga bulan Februari 2017. Karena stok beras saat ini lebih kurang seberat 30 ribu ton, sementara kebutuhan beras  4.498 ton per bulan. Sedangkan Bulog sendiri juga masih menyerap beras dari petani.
“Intinya beras yang terkirim ke Desa Toyomarto masih layak kosumsi, dan cukup bagus. Jika memang ditemukan beras tidak layak makan, segera kembalikan dan kami siap mengganti,” pintanya. [cyn]

Tags: