Bulog Buduran Terima Transit Beras Impor 120 Ribu Ton

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sidoarjo, Bhirawa
Realiasi beras impor telah dilakukan oleh Perum Bulog. Salah satunya adalah beras yang transit di Jatim, seperti di Gudang Bulog Buduran, Sidoarjo. Saat ini beras yang sudah masuk transit di Gudang Buduran mencapai 120 ribu ton. Namun yang telah tersalurkan untuk provinsi di luar Jatim mencapai 90 ribu ton.
“Yang transit itu sudah ada 120 ribu ton, tapi yang tersalurkan sekitar 90 ribu ton. Itu untuk Indonesia Timur dan juga wilayah Barat tujuan Medan dan Kalimantan. Untuk Jawa Tengah juga. Beras impor di sini hanya transit saja dan peruntukannya bukan untuk pasar di Jawa Timur,” tegas Wakil Kepala Perum Bulog Subdivre Surabaya Utara Agus Sutarto, Senin (1/2).
Menurutnya, sesuai kesepakatan dengan pusat memang beras impor disalurkan di luar Jatim. Untuk asal beras impor tersebut, yang transit di Buduran berasal dari Thailand dan Vietnam. Namun, penyaluran pihaknya hanya bisa melakukan jika ada perintah dari pusat.
“Kami mengeluarkan beras harus sesuai perintah pusat dan mengetahui gubernur. Berasnya pun selalu bergulir (ada yang keluar dan ada yang masuk). Rencananya kita dapat jatah transit 200 ribu ton. Sekarang sudah masuk 120 ribu ton tapi sisanya 80 ribu ton bisa saja ditransitkan di gudang Mojokerto atau Malang,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Perum Bulog Jatim Witono menyebutkan jika beras impor yang akan transit ke gudang Bulog Jatim melalui Pelabuhan Tanjung Perak sebanyak 520 ribu ton. Namun, ia menjamin beras impor tersebut tak akan masuk ke pasar Jatim.
“Jatim ini stoknya masih cukup sampai April jadi tidak butuh beras impor. Untuk proses transit beras impor di Jatim, saya jamin aman. Secara pidana dan perdata, kalau sampai merembes saya taruhannya dan saya jamin tidak akan merembes (masuk pasar lokal Jatim). Saya jamin,” tegasnya.
Menurutnya, dari 520 ribu ton beras impor yang bakal transit di Jatim, kini telah masuk sebanyak 90 ribu ton. Beras tersebut disimpan sementara di tiga gudang milik Bulog Jatim. “Transitnya ini kita taruh gudang Buduran, Mojokerto di Gunung Gedangan, dan Kejapanan Pasuruan,” katanya.
Ia mengatakan, faktor cuaca sangat memengaruhi adanya impor beras. “November belum hujan, Desember hujan tidak sampai 5 cm. Jatim memang masih surplus. Kita tidak sampai makan beras impor. Tapi provinsi lain ini yang membutuhkan,” jelasnya. [ach]

Tags: