Bulog Dapat Izin Impor Sapi 50 Ribu Ekor

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Jakarta, Bhirawa
Perum Bulog kini mulai menjalankan peran sebagai stabilitator harga pangan. Melihat gejolak harga daging sapi yang melonjak tajam sehingga berbuntut aksi mogok para pedagang di sejumlah pasar tradisional membuat pemerintah melalui Kementerian Perdagangan ambil sikap. Kebijakan yang diambil yakni dengan mengizinkan Bulog mengimpor 50.000 ekor sapi bulan Agustus ini.
“Kami mendapat izin impor dan langsung mengurus administrasi impor ke instansi terkait. Saat ini pengurusan administrasi izin impor masih di ke Direktorat Jenderal Peternakan di Kementerian Pertanian (Kemtan). Setelah itu kami akan ke Kemdag untuk mendapatkan izin resmi impor,” kata Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, Selasa (11/8).
Sekarang, kata dia, pihaknya belum tahu bentuknya apakah sapi bakalan atau sapi siap potong. “Bentuknya izin impor sapi seperti apa saya belum tahu karena belum saya urus. Mudah-mudahan dalam satu dua hari bisa clear,” ujar Djarot. Ia berharap, pekan ini semua masalah menyangkut perizinan tuntas sehingga bisa langsung impor.
Selain perizinan, Bulog juga langsung menjajaki kerjasama dengan perusahaan peternakan sapi di Australia. Penjajakan dilakukan untuk memastikan ketersediaan sapi yang akan diimpor. Menurut Djarot, impor sapi butuh waktu sekitar dua minggu perjalanan dari Australia menuju Indonesia.
Dengan izin impor itu, diharapkannya Bulog bisa segera melakukan operasi pasar agar gejolak harga bisa segera stabil. Meskipun ada impor daging sapi, ia memperkirakan tidak akan menggerus harga daging sapi lokal karena pasokan impor sapi ini hanya untuk styabilisasi harga di wilayah yang terjadi lonjakan tajam.
Dari data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan, saat ini masih ada defisit daging sapi di tiga provinsi konsumsi daging sapi terbesar, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Namun di wilayah lain seperti Jawa Timur stok sapi masih cukup melimpah dan tidak terkena dampak lonjakan harga. [kmf]

Tags: