Kota Malang, Bhirawa
Musim tanam yang seharusnya dilakukan petani sebelum memasuki tahun 2016, terpaksa mundur lantaran kondisi cuaca yang tidak menentu. Namun demikian pihak Bulog Divre Malang, menjamin stok beras di wilayah Malangraya tetap aman sampai tiga bulan kedepan.
Kepala Bulog Divre Malang, Arsyad kepada wartawan, Kamis (7/1) kemarin mengatakan meski secara umum ada daerah yang mengalami penundaan musim tanam, tetapi di beberapa tempat lainya ada yang panen. Bahkan kata dia, pada Bulan Maret, perkirakan ada panen raya di wilayah Malangraya. Karena itu pihaknya optimis sebelum Gudang Bulog menipis, sudah ada pengadaan beras baru dari petani.
“Kalau untuk bulan Januari sampai Februari, mayoritas daerah sedang melakukan musim tanam, khususnya kawasan yang pengairanya menggunakan tadah hujan. Tetapi yang sistem pengairannya menggunakan irigasi, ada yang sudah mulai panen, meskipun jumlahnya tidak banyak,”ujar Arsyad.
Diakui dia, minimnya panen, mempengaruhi harga beras ditingkat petani. Sejak memasuki tahun 2016, harga beras di wilayah Bulog Divre Malang mengalami kenaikan. Kenaikan harga beras sebesar Rp 100 hingga Rp 300 per kilogramnya.
“Musim tanam mundur, yang panen hanya sedikit sehingga harganya naik dari Rp 9.200 menjadi Rp 9.500, masyarakat baru melakukan tanam pada diawal tahun, jadi panennya juga mengalami kemunduran,”imbuhnya. Meski harganya naik, namun Bulog menilai masih belum perlu melakukan operasi pasar. Meski demikian, dia mengestimasikan harga beras tidak akan mengalami kenaikan lebih dari Rp 300 per kilogram. Jika kenaikannya harga tidak lebih dari 10 persen, tidak perlu ada operasi pasar.
“Saya kira masih belum perlu operasi pasar untuk menekan harga, sebab beras dipasaran masih banyak. Lain halnya jika dipasarana beras menipis, pasti akan kita lakukan operasi pasar,” tutur Arsyad.
Sementara itu, terkait dengan target pengadaan beras di Divre Malang, di tahun 2015,targetnya 55.000 ton, sedangkan realisasinya 48.000 ton. Target tersebut kemungkinan besar tahun depan akan ditambah, hanya saja hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi dari pemerintah.
Menurut dia, untuk menutup target 55000 ton, peluangnya sangat terbuka, hanya saja Bulog tidak bisa bersaing dengan pihak swasta, sebab untuk membeli beras dari petani harganya telah ditentukan oleh pemerintah, sementara pihak swasta berani membeli diatas harga pemerintah.
“Kalau beras, sebenarnya ada, hanya saja kita tidak boleh melebihi ketentuan pemerintah, sehingga yang bisa kita jangkau yang kita beli,”pungkasnya. [mut]