Bulog Gelar Operasi Pasar, Cek Daya Beli dan Guna Antisipasi Lonjakan Harga

Suasana saat dilakukannya operasi pasar menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 oleh Subdivre Bulog Bondowoso. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Bulog Subdivre yang meliputi Bondowoso-Situbondo bersama Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bondowoso dan Pabrik Gula (PG) Prajekan menggelar operasi pasar (OP) di beberapa titik untuk mengecek daya beli masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru 2021 di tengah pandemi Covid-19 ini.

Dan juga, gelar operasi pasar itu dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan dan lonjakan harga di tengah masyarakat. Namun tak seperti tahun-tahun sebelumnya, meski menjelang Nataru justru daya beli masyarakat kian menurun.

Kepala Bulog Subdivre Bondowoso, Moh Rudy Prasetya mengatakan, kondisi pasar saat ini lesu yang mana maksimal pada penjualan beras hanya berkisar sekitar 2-3 kuintal.

“Sama termasuk minyak, tepung dan gula. Kalau gula kita kerja sama dengan Pabrik Gula Prajekan, juga dengan Diskoperindag,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (23/12).

Kata Rudy, berdasarkan informasi dari mitra atau penggilingan bahwa permintaan beras memang mengalami penurunan.

“Kami tidak menjelaskan sebabnya. Apa karena daya beli memang menurun, atau memang stok di masyarakat masih cukup,” katanya.

Rudy menjelaskan, jika harga beras medium di pasaran sekitar Rp 9.000 sampai Rp 9.200. Sementara di Bulog untuk harga ke distributor yang mengambil di gudang adalah Rp 8.100.

“Kalau kita OP dan mengecer ke pasar-pasar bisa Rp 8,3 ribu-Rp 8,4 ribu karena ada biaya transport dan biaya pengemasan. Pastinya lebih murah dibandingkan di pasar,” jelasnya.

Sementara itu, Kasi Usaha Perdagangan dan Pengembangan Ekspor Diskoperindag, Ida Kurnia Theolita mengatakan, salah satu menurunnya daya beli saat OP bisa disebabkan pandemi Covid-19.

“Tapi yang jelas, kurangnya minat masyarakat dikarenakan harga-harga kebutuhan pokok cenderung stabil dan stok banyak di pasaran,” katanya.

Kurnia Theolita mencontohkan harga gula yang dijual PG Prajekan tidak jauh beda dengan yang ada di pasaran yaitu Rp 11.300.

“Untuk di Bulog, demikian juga harga minyak goreng dijual Rp 12.000-Rp 12.500. Di pasaran kurang lebih sama atau mungkin selisih Rp 500-Rp 1.000,” terangnya.

Kata dia, kegiatan operasi pasar dilakukan sebagai upaya untuk stabilisasi harga dan memantau ketersediaan bahan pokok dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN ) dan menjelang tahun baru 2021.

Adapun operasi pasar menjelang Natal dan tahun baru 2021 dilaksanakan sejak tanggal 21-23 dan 28-31 Desember 2020. Adapun yang menjadi titik OP diantaranya adalah Pasar Induk Bondowoso, Pasar Kecamatan Maesan, Tamanan, Wonosari, Wringin dan Pasar Prajekan. [san]

Tags: