Bulog Jatim Target Serapan Beras 10 Persen Produksi

Bulog JatimSurabaya,Bhirawa
Meski terdampak kemarau panjang namun dari segi produksi padi Jawa Timur diprediksi masih mengalami peningkatan. Diperkirakan, produksi padi naik dari tahun 2014 sebanyak 12,398 juta ton GKG tahun ini mencapai 12,7 juta GKG. Dari target produksi itu, Bulog Jatim hanya menargetkan dapat menyerap beras sebanyak 10 persen dari jumlah produksi.
“Target kami sebenarnya kalau bisa menguasai 10 persen dari produksi beras Jatim maska sudah sangat bagus. Biasanya kami hanya bisa menyerap 8-9 persen saja dari produksi setahun,” kata Humas Perum Bulog Jatim, Julia Hermawati, Rabu (23/9).
Dengan bisa menyerap 10 persen artinya, Bulog Jatim harus mampu menyerap beras petani sebanyak 1,27 juta ton. Namun melihat kondisi penyerapan gabah beras petani yang tidak mudah maka, pihaknya pun masih berupaya agar target 10 persen bisa tercapai.
“Kalau target tercapai dan kita punya stok beras yang cukup, maka itu bisa dialokasikan untuk raskin (beras untuk masyarkat miskin) CBP (cadangan beras pemerintah). Alokasi kebutuhan perbulan sekitar 43 ribu ton,” ungkapnya.
Ia pun meyakini dengan kemampuan stok dari serapan 10 persen atas produksi beras Jatim, maka cukup untuk stabilisasi harga. Bahkan, lanjutnya, Jatim tidak perlu sampai impor beras seperti daerah lain, karena produksi yang memang masih cukup banyak.
Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Achmad Nurfalakhi mengatakan, terjadinya kekeringan memang berdampak pada produksi beras Jatim. Jika dibanding tahun lalu pada bulan yang sama, kekeringan pada tahun ini memang lebih luas. Hal ini disebabkan karena datangnya musim kemarau pada tahun ini lebih awal dibanding tahun lalu.
Namun dari segi produksi beras tahun ini diperkirakannya meningkat. Kenaikan itu dipicu oleh adanya kenaikan luas area tanam dan naiknya produktivitas padi di Jatim dari 60 kuintal per hektar menjadi 62,62 kuintal per hektar. Untuk luas area tanam, tahun ini ada penambahan sebesar 72.000 hektar per tahun.
“Kenaikan luas tanam ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah adanya program TNI masuk desa. Program ini bertujuan menghidupkan lahan-lahan tidur yang ada di Jatim,” akunya. Kenaikan, juga dipicu oleh adanya program bantuan traktor yang berdampak positif terhadap kenaikan index pertanaman. Jika sebelumnya index tertanaman di Jatim mencapai 1,98, di tahun ini indeks pertanaman menjadi 2,33. [rac.ali]

Tags: