Bulog Malang Kesulitan Beli Beras Ditingkat Petani

Petani di wilayah Desa Tegalgondo, Kec Karangploso, Kab Malang saat melakukan perawatan tanaman padinya meski kondisi cuaca diselimuti hujan.

Kab Malang, Bhirawa
Kondisi cuaca yang terus diselimuti hujan seperti sekarang ini, hal ini telah membuat kesulitan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional VII Malang, dalam menyerap beras.
Menurut Kepala Perum Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) VII Malang Dian Paramita, Kamis (22/2), kepada wartawan, pihaknya saat ini telah kesulitan dalam menyerap beras karena gabah sulit didapat dari petani, begitu juga beras. Sehingga dengan Perum Bulog kesulitan membeli gabah dan beras, hal tersebut juga berpengaruh pada harga besar dipasaran.
Ia menjelaskan, untuk pengadaan beras maka pihaknya telah melibatkan mitra, yang harganya mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg.) Padahal, harga beras yang kita dapat di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015, yakni Rp7.300 per kg. “Meski harga beras di atas HPP, namun Perum Bulog juga tidak banyak yang berhasil diserap,” kata dia.
Seperti di Kabupaten Malang, lanjut Dian, petani lebih bergairah menjual gabah kering panen sebesar Rp4.500 per kg. Sedangkan setelah gabah digiling menjadi beras beras, petani menjual kepada pedagang beras atau di penggilingan yakni sebesar Rp 9.000 per kg. Sehingga dengan harga beras sebesar itu, maka menyebabkan persaingan pasar menjadi hambatan pencapaian target. Karena target pencapaian pengadaan berasa pada 2017 hanya tercapai 32.948 ton dari target pengadaan 67.100 ton.
“Namun disisi lain, Bulog hanya menyerap beras., dan pihaknya tidak menyerap gabah lantaran terkendala sarana prasarana. Sehingga sedikit sekali yang bisa diserap sejak Januari 2018., tapi beberapa hari lalu sudah ada beras yang masuk ke gudang Bulog,” terangnya.
Untuk saat ini, masih diterangkan Dian, tambahan stok beras tergolong minim, namun dirinya optimistis stok beras akan bertambah pada bulan Maret-April 2018 mendatang. Sedangkan penambahan stok beras seiring dengan adanya panen raya disejumlah wilayah, sehingga harga pembelian beras akan menyesuaikan pada kisaran harga sebesar Rp 8.000 per kg. Adapun stok beras impor di Jatim (Jatim) masih tersimpan di gudang Bulog. Sementara, beras itu hanya transit saja dan tidak berpengaruh besar ke pasar, karena beras impor tersebut tidak kita keluarkan dari gudang.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keperluan beras impor hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Indonesia Timur, sehingga kebutuhan beras di Jatim masih kecukupan. Dan untuk saat ini, stok beras di gudang Perum Bulog Subdivre VII Malang masih cukup ketersediaan. “Ini bisa dibuktikan dengan adanya penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk keluarga sejahtera (rastra), yang kita distribusikan ke wilayah Kabupaten/Kota Pasuruan dan Kabupaten Malang hingga kini terus bergerak,” paparnya.
Dian menyebutkan, penyaluran bansos rastra sudah kita distribusikan sejak bulan Januari 2018. Seperti di Kabupaten/Kota Pasuruan sebanyak 109.031 keluarga penerima manfaat. Penyaluran beras serupa juga kita di distribusikan untuk warga Kabupaten Malang sebanyak 161.903 keluarga penerima manfaat. Sehingga Perum Bulog meski kesulitan untuk membeli gabah dan beras ditingkat petani, namun pihaknya masih bisa menyalurkan bansos rastra ditiga wilayah. [cyn]

Tags: