Bulog Optimalisasi Pendistribusian Raskianastra di Jatim

Kabulog Jatim Witono (tengah), ketika menjelaskan soal Raskin.

Kabulog Jatim Witono (tengah), ketika menjelaskan soal Raskin.

Surabaya, Bhirawa
Pendistribusian Raskianastra untuk Hanuari sld 14 Juni 2016 mencapai 97.9 % dari pagu Januari – Juni yang jumlahnya mencapai 251.743 ton dan terus dioptimaikan sehingga masyarakat tidak periu khawatir kekurangan pasokan beras.
Demikian keterangan Kadivre BULOG Jatim, Witono, ketika ditemui disela sela acara buka bersama wartawan  Rabu (15/6) kemarin.dengan topik Optimalisasi Pendistribusian Raskin / Rastra tahun 2016 di kantornya, Rabu, 15 Juni 2016.
Lebih lanjut ia menjelaskan, memasuki bulan Puasa dan Lebaran harga kebutuhan pokok berpotensi naik. Untuk mengantisipasi hal tersebut , maka salah satu upaya untuk menahan iaju kenaikan harga yakni dengan optimasiisasi pendistribusian raskin/rastra.
Sampai dengan tanggal 14 Juni 2016, Bulog Divre Jatim mendistribusikan raskin/rastra bukan hanya untuk bulan Juni safe, namun juga aiokasi bulan Juli di beberapa daerah Kabupaten I Kota. Kabupaten/Kota yang sudah muiai menyalurkan aiokasi bulan Juli dan capaiannya 116.67 % antara iain Kab Jombang, Kab Mojokerto, Kota Kediri, Kab Nganjuk, Kab Ponorogo. Daerah — daerah yang pendistribusiannya sudah mencapai 100% antara lain : Kab. Mojokerto, Kab Lamongan, Kab Kediri, Kab Bondowoso.
Penerima raskin ( RTS-PM ) di Jatim sejumlah 2.857.469 RTS-PM dan penyaiurannya sebesar 42.862 ton setiap bulan, tersebar di 8.506 titik distribusi. RTS-PM menerima 15 kg lbuian dengan harga tebus Rp. 1.600,-lkg.
Upaya Iain untuk menahan iaju kenaikan harga adaiah dengan meiakukan Operasi Pasar. Operasi Pasar baik berupa Operasi Pasar‘ Bantuan Ongkos Angkut, Operasi Pasar CBP, Operasi Pasar mandiri dan pasar murah teiah diiaksanakan di seiuruh wilayah di Jatim. Operasi pasar tersebut diiakukan secara menetap di titik-titik pasar, kantor divre, atau mobile seperti di ,rusun-rusun, dan sebagainya.
Operasi pasar dan pasar murah untuk berbagai komoditas pangan pokok muiai menunjukkan hasiinya yang ditandai dengan trend menurunnya harga-harga tersebut. Penurunan paling besar dialami oieh komoditas bawang merah yakni 22,46 % yakni dari harga rata-rata Rp. 34.406 menjadi Rp. 26.679. Untuk komoditas lain juga mengaiami penurunan yakni pada kisaran 1—2%.
Penurunan harga yang terjadi sebelum dan sesudah 0P untuk komoditas lain yakni bawang putih 7,51 %, terigu 0,32 %, gula pasir 0,74 %. dan minyak goreng curah 1,03 %. [ma]

Tags: