Bulog Siap Bersaing dengan Swasta

Bulog Jatim(Optimis Serap 60 Ribu Ton Beras Petani)
Kota Malang, Bhirawa
Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Malang, bertekat untuk mencapai target penyerapan beras petani, sesuai dengan target sebesar 60 ribu ton di tahun 2016 ini.
Ka Bulog Divre Malang, Asyat, kepada Bhirawa, Selasa (26/4) kemarin mengatakan, pihaknya optimis serapan Bulog Divre Malang, mencapai target, meskipun harus bersaing dengan pihak swasta. Optimisme Ka Bulog Divre Malang itu, didasarkan dari realisasi yang diperoleh hingga tanggal 25 April kemarin.
Divre Malang, lanjut dia sudah mampu menyerap sebanyak 36,3 ribu ton gabah atau setara dengan 18,2 ribu ton beras.
“Jika dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun 2015, serapan kita tahun ini jauh lebih besar, yakni mencapai 100 persennya. Tahun lalu kita hanya mampu menyerap dibawah 10 ribu ton beras,”urai Arsyad.
Bahkan dia juga menyatakan jika serapan Bulog Divre Malang, berada pada posisi lima besar, dibawah
Bojonegoro, Surabaya Utara Surabaya Selatan dan Probolinggo. Yang jadi kendala dilapangan, imbuhnya adalah persaingan dengan harga swasta. Tetapi pihaknya bersyukur kendati kalah di harga tetapi berkat dukungan semua pihak petani masih memilih menyerahkan berasnya ke Bulog.
“Kalau soal harga kita memang kalah bersaing dengan swasta, sejumlah petani memilih menjual dengan harga mahal oleh pihak swasta. Tapi sebagian besar tetap memilih dijual di Bulog,”tandasnya. Ditambahkan dia 18,2 ribu ton beras yang diserap Bulog dari target 60 ribu ton beras, sudah mencapai 30,33 persen lebih. Sekitar 69,67 persen, akan diperoleh hingga Bulan Desember mendatang. Optimisme itu, lantaran ada beberapa daerah di Divre Malang, yang memiliki peluang panen bagus. Salah satunya Pasuruan, dan Kabupaten Malang.
“Masih ada waktu untuk meraih 69,67 persen sampai Bulan Desember,” tandasnya. Meskipun diakui dia, di tahun 2015 lalu Bulog Divre Malang, gagal mencapai taget, karena kondosi yang tidak memungkinkan. Target 50 ribun ton hanya bisa di peroleh 47 ribu ton saja.
Sementara itu, terkait dengan harga baeras Bulog mematok harga sesuai Inpres nomor 5 tahun 2015 harga beras Rp. 7300, meski pada kenyataannya dilapangan harga mencapai Rp 7400 hingga Rp7500.  Demikian halnya dengan harga gabah kering panen Bulog hanya dipatok Rp3.700 dan gabah kering penen Rp.4650, pihak swasta berani mengambil gabah petani lebih mahal dari ketentuan pemerintah.
Bulog tambah dia, berupaya menyerap gabah petani melalui satker dan Kelompok Tani, Gapoktan, dan melakukan sinergi dengan TNI dan Pertanian, serta Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTA).
“Kita juga melakukan MoU penyerapan gabah dan beras dengan KTA. Yang jelas kita sepakat agar bagaimana caranya mengurangi impor beras,” tuturnya.
Pihaknya menambahkan keterlibatan pihak TNI yang mengawal produksi, sekaligus mengakawal panen, mendorong Bulog dapat menyerap panen petani dengan maksimal.  [mut]

Rate this article!
Tags: