Bulog Siapkan Stok Gula di Bulan Ramadan dan Siap OP Bila Diminta

Wali kota Hadi sidak kesediaan berad di gudang dolog Meloaan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa.
Bulan depan, umat Islam bersiap memasuki bulan Ramadan. Begitu menjelang dan memasuki bulan Ramadan, kebutuhan pokok untuk berbuka puasa, makan sahur dan persiapan menjelang lebaran pastinya menjadi perhatian seluruh warga masyarakat Indonesia, tak terkecuali Kota Probolinggo. Salah satu komoditas yang akan diburu oleh seluruh masyarakat selama bulan puasa dan jelang hari raya adalah gula. Namun mulai beberapa hari ini, gula seakan menjelma menjadi komoditas yang bergulir liar, bisa tanpa kendali.
Gula sendiri merupakan komoditas terpenting nomor dua setelah beras. Kendati beras juga memiliki andil sebagai penyumbang inflasi bulan Februari 2020 sebesar 0,0247 persen atau sekitar Rp 50 per kilogramnya, namun efeknya begitu besar dirasa masyarakat.
“Beras merupakan kebutuhan pokok yang apabila sedikit saja terjadi lonjakan harga, maka akan berdampak terhadap laju inflasi. Meskipun kenaikannya hanya lima puluh rupiah sekalipun,” ujar Wakil Kepala Bulog Sub Divre VIII Probolinggo Su’udi Mut’im, Kamis (26/3), seusai sidak yang dilakukan Wali kota Hadi Zainal Abidin.
Terkait langkanya stok gula pasir di Probolinggo dan kenaikan harganya yang cukup tajam hingga Rp 16-18 ribu per kilogram, Su’udi menyebut ketersediaan di gudang yang berlokasi di Jalan Lumajang itu juga sedang kosong. Su’udi menjelaskan, Perum Bulog tengah menyetujui izin impor sebanyak 430 ribu ton gula pasir yang akan didistribusikan ke semua wilayah kerja, meliputi Kota/Kab. Probolinggo dan Kab. Lumajang.
“Gula pasir di gudang Bulog sudah habis stoknya, dan sedang kami usahakan bagaimana untuk mendatangkan lagi. Dan kantor pusat sudah menyetujui untuk impor gula GKP (Gula Kristal Putih, red) maupun raw sugar sebesar 430 ribu ton. Bulog sendiri mendapat kuota sebesar sampai 30 ribu ton dalam bentuk gula setengah jadi, yang nanti diproses oleh anak perusahaan kami dan sebelum Ramadhan sudah bisa didistribusikan ke masyarakat,” katanya.
GKP merupakan Gula yang terbuat dari kristalisasi yang dapat langung digunakan untuk konsumsi Rumah Tangga. GKP juga disebut sebagai gula rafinasi, yang artinya gula mentah yang telah mengalami proses pengolahan dari bahan baku gula mentah (raw sugar) melalui tahapan proses penyulingan, penyaringan, dan pembersihan dengan lebih ketat. Nah gula rafinasi ini berwarna lebih putih dibandingkan gula mentah, yang lebih berwarna lebih gelap cenderung kecoklatan.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin mengatakan, semua pihak harus menjaga petani tetap sehat dan mampu berproduksi. Menurutnya, meski kondisi pandemi virus corona (Covid-19) sedang meluas dan terdapat potensi dampak ekonomi yang besar, urusan perut tidak bisa ditunda dan diabaikan. “Jangan malah mikir mau impor saat musim panen. Biar ada corona, petani sekarang musimnya panen padi. Pengamat peka dikitlah,” tegasnya.
Hasan menambahkan, bila Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dan berproduksi, jangan berpikir impor karena petani masih mampu. “Kita punya kemampuan besar. Buah-buahan dan sayuran kita lebih segar dan sehat. Kalo kita beli dari petani kita, maka kita juga menggerakkan ekonomi nasional,” ujar politisi Nasdem ini.
Selain itu, menurutnya, prediksi akan lesunya ekonomi global dan nasional harus disikapi secara positif, terutama bagi sektor pertanian. Dia menilai, pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) telah bersiap dengan program terobosan dan insentif bagi petani, mulai dari benih, pupuk, hingga pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Dari Indonesia untuk Indonesia sendiri. Jangan mikir impor terus dong,” ucapnya.
Untuk memastikan kesediaan bera di gudang dolog Beloaan kota Probolinggo, wali kota Hadi Zainal Abidin, lakukan kunjungan. Dimana stok beras di gudang itupun sebesar 6.800 ton dan cukup untuk kesediaan selama 1 tahun, bahkan stog beras di gudang milik dolog Probolinggo sendiri yang membawai Kabupaten dakota Probolinggo serta kabupaten Lumajang sebesar 18.400 ton, stok tersebut mampu memenuhi kebutuhan selama 1tahun 6 bulan.
“Kami yakin jika ada kebutuhan mendadak akan mampu di penuhinya dengan cepat, oleh karena itu kami terus lakukan kordinasi dengan semua pihak guna kebuthan pangan di kota Probolinggo. Kami tidak ingin di pertengahan jalan terjadi mis komunikasi,” tandas Wali Kota Habib Hadi.
Suut Muta’in, Wakasub Dolog Probolinggo menegaskan, pihaknya siap melakukan doping beras maupun gula jika ada permintaan, sesuai ketentuan yang ada. Selain itu kami siap melakukan OP (operasi pasar) bila terjadi kenaikan harga. Untuk gula kami akan menerima droping gula, minggu depan kami siap melakukan OP gula, tambahnya.[wap]

Tags: