Bulog Sub Divre Wilayah IV Madiun Salurkan Beras Rastra Gratis

Heriswan, SE. [sudarno/bhirawa]

Madiun, Bhirawa
Bulog Sub Divre Wilayah IV Madiun mulai menyalurkan beras sejahtera (rastra) sebanyak 1.456.150 Kg kepada 145.651 KPM (keluarga penerima manfaat) atau warga kurang mampu di Kab Madiun dan Ngawi yang masing KPM menerima 10 Kg rastra secara gratis, selama enam bulan kedepan Januari samapi Juni 2018 mendatang.
Kepala Bulog Sub Divre Wilayah IV Madiun, Heriswan, SE kepada Bhirawa, Kamis (25/1) menyatakan pemberian beras gratis kepada warga kurang mampu di Kab Madiun dan Kab Ngawi itu program pemerintah pusat. Dari tiga Pemda (Kab Madiun, Kota Madiun dan Ngawi) yang menjadi wilayah kerja Bulog Madiun yang mendapat bantuan beras gratis hanya Pemkab Madiun dan Pemkab Ngawi.
Sedang untuk pemkot Madiun tidak mendapatkan bantuan rastra tersebut. Karena Pemkot Madiun sudah mendapatkan beras bantuan pemerintah non tunai (BPNT). “Sehingga khusus warga di Kota Madiun tidak boleh iri. Karena sudah mendapatkan bbagian tersendiri melalui BPNT tersebut,”kata Kepala Bulog Madiun, Heriswan, SE menegaskan.
Dijelkan oleh Heriswan, penyaluran rastra gratis seperti terurai diatas, tidak sama. Misalnya untuk Pemkab Madiun hanya tercatat hanya dua bulan yakni Januari dan Pebruari 2018. Sedang untuk Pemkab Ngawi selama 6 bulan (Januari sampai Juni 2018). “Ya, soal kenapa penyaluran rastra itu berbeda, semuanya data sudah dari pusat.Sementara kami tinggal melaksanakan tugas dari program pemeriuntah pusat tersebut,”ungkap Heriswan memberikan alasan.
Sementara kata Heriswan, untuk stok pengadaan pangan di Bulog Madiun masih sekitar 700 ton setara beras yang masih cukup sampai 6 bulan kedepan. Masalahnya, akhir bulan Pebruari dan awal Maret 2018 petani padi di Kab Madiun dan Ngawi sudah mulai panen padi. Karena itu, di wilayah kerja Bulog Madiun diprediksikan tidak akan mungkin kekurangan pangan utamanya beras. “Sebab, Kab Madiun dan Kab Ngawi ini merupakan lumbungnya padi di Jarim bagian barat setiap tahunnya,”ungkap Heriswan.
Menanggapi tentang terjadinya harga beras yang pada umumnya di pasaran naik menjadi Rp12.000/Kg beras mediun dan Rp13.000/Kg beras yang baik. Spontan, Kepala Bulog Madiun, Heriswan menyatakan dalam hal ini pihaknya telah mengadakan operasi pasar (OP) di Pasar Sleko Kota Madiun dan Pasar Besar Madiun (PBM) dan juga OP di Kab Madiun dengan harga dibawah HET Rp9.450/Kg nya. Dalam OP itu laku 7 ton sampai 10 ton dijual dengan harga Rp9.350/Kg atau terdapat harga Rp150.00/Kg nya.
“Sekarang ini, Bulog Madiun bekerjasama dengan dinas terkait masih tetap mengadakan OP. Dan OP akan berhenti atau stop apabila harga beras dipasaran umum sudah stabil dengan harga Rp10.500/Kg sampai Rp11.000/Kg yang dipastikan harga beras terjangkau warga tanpa ada keluhan,”papar Heriswan menjelaskan.
Disinggung soal informasi adanya beras import akan masuk ke Jatim bahkan masuk ke Madiun sekitarnya. Kepala Bulog Madiun, Heriswan menyatakan, kiranya hal itu tidak mungkin. Artinya, beras import tersebut masuk ke Jatim hanya sebagai transit di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya saja. Selanjutnya beras import tersebut dikirim ke Bulog lain selain Jatim, seperti Bulog di pulau luar Jawa Timur.
“Ya diharapankan beras import tidak masuk ke Madiun sekitarnya. Karena wilayah kerja Bulog Madiun seperti Kab Madiun dan Kab Ngawi sebagai lumbung padi di Jarim bagian barat. Selain itu, semisal beras impor masuk Madiun dikawatirkan mempengaruhi harga jual gabah petani yang Peburari dan Maret sudah mulai panen padi,” ungkap Heriswan berharap.
Sementara itu, Bupati Madiun, H. Muhtarom, usai sidang DPRD kab Madiun beberapa hari lalu kepada wartawan juga menyatakan tidak setuju kalau beras import masuk ke Kab Madiun, meskipun itu program pemerintah sekalipun. Alasannya, jika sampai terjadi beras import masuk ke Kab Madiun, jelas nanti akan mempengaruhi harga jual gabah hasil penen padi dari petani menurun dratis.
“Dan kiranya tidak mungkin kalau beras impor masuk ke Kab Madiun, Sebab, selama ini dari Kab Madiun selalu surplus beras ribuan ton. Apalagi bulan Pebruari dan Maret 2018 ini sudah mulai panen padi. Karena itu sekali lagi saya selaku bupati Madiun tidak setuju beras import masuk ke madiun sekitarnya,” pungkas bupati Muhtarom. [dar]

Tags: