Bumbu Masak Desa, Tapi Cita Rasanya Diakui di Kota Besar

Meski sudah berkembang, tapi IKM bumbu masak milik Ny Lilik tetap memakai tenaga manual, agar bisa tetap memberdayakan para tetangga di sekitarnya. [ali kusyanto]

Meski sudah berkembang, tapi IKM bumbu masak milik Ny Lilik tetap memakai tenaga manual, agar bisa tetap memberdayakan para tetangga di sekitarnya. [ali kusyanto]

Sidoarjo, Bhirawa
Brand Sidoarjo sebagai kota UKM, mungkin tidak salah. Sebab di 18 wilayah kecamatan di kabupaten ini terdapat sekitar 171 ribu usaha kecil menengah (UKM), serta sekitar 16.600 Industri Kecil Menengah (IKM). Dengan berbagai jenis usaha dan produk, yang tiap tahun terus bertambah jumlahnya.
Salah satunya IKM bumbu masak yang dimiliki Ny Lilik, dari Desa Ngaban,Kec Tanggulangin. Meski IKM bumbu masak ini diproduksi  dari desa, tapi produksinya telah merambah ke tingkat nasional.
Ibu empat putra ini menuturkan, selain tiap hari mengirim produk bumbu-bumbu masakannya ke kota-kota besar di Indonesia, tiap hari yang datang mengambil sendiri produknya juga banyak. ‘’Produk saya sudah sampai ke Jakarta, Bali dan sejumlah kota besar lainnya, tapi yang datang mengambil sendiri juga banyak,’’ ujarnya, baru-baru ini.
Dengan usaha keras, kini produk bumbu masaknya itu juga telah masuk ke sejumlah pasar modern, seperti Lotte Mart dan Carefour. Untuk bisa masuk ke pasar modern ini menurutnya tidak mudah dan perlu perjuangan serta kerja keras. Karena bahan-bahan bumbu masakannya harus lolos uji tes yang disyaratkan.
Meski produksinya ramai, tapi pemilik produk yang bermerk LLR ini, mengaku akan tetap mengerjakan produk bumbu masakannya secara manual. Yakni tetap menggunakan tenaga manusia. Mereka adalah para tetangga yang direkrut dari sekitar rumah Ny Lilik.
Dengan memberdayakan para tetangga, Ny Lilik sampai saat ini punya karyawan sebanyak 20 an orang. Mereka tiap hari membuat sekitar 30an jenis bumbu masakan tradisional. Diantaranya seperti rawon, kare, bali soto, opor dan lain-lain. Bumbu masakannya itu dikemas dalam kemasan sachet kecil yang harganya Rp 1300/sachet.
Ia menuturkan, mulai merintis usaha bumbu masaknya ini pada awal-awal tahun 2000an. Ketika itu tidak sebesar ini. Menurut para tetangganya bumbu masakan buatannya rasanya enak. Didorong oleh motivasi itu, ia bersemangat untuk semakin mengembangkan usahanya. ‘’Saya merintis semuanya dari bawah,’’ kata perempuan berusia 50 tahunan itu.
Baru-baru ini akhirnya sebuah televise swasta nasional tertarik untuk menayangkan secara langsung proses pembuatan bumbu masak di tempatnya.
Pihak Dinas Koperasi Perindag Kab Sidoarjo mengaku akan berusaha untuk mendorong agar IKM bumbu masak yang berkembang ini, agar semakin besar.
Kepala Bidang Perindustrian Diskoperindag Kab Sidoarjo, Yayuk Puji Rahayu, mengatakan pada tahun 2014 lalu pihaknya telah membantu IKM ini dalam hal pengurusan merk agar tercantum dalam HAKI. Sehingga produknya tidak sampai dijiplak produsen lain.
Ia menambahkan pada tahun 2014 lalu, juga pernah akan mengusulkan IKM ini untuk mendapatkan upakarti dari Kementrian Perindustrian. Tapi karena terkendala izin-izin akhirnya ditunda. ‘’Tahun ini izin-izinya sudah lengkap, akan kita usulkan lagi,’’ kata yayuk. [kus]

Tags: