BUMD PT Gresik Samudra Dilaporkan Dewan Gresik

5-kiri1Gresik,Bhirawa
PT Pelayaran Sakti Inti Makmur sebagai pemilik Kapal Bahari Ekspress wadul dewan, penekanan yang dilakukan BUMD PT Gresik Samudra milik pemkab. Atas penarikan pada ritribusi karcis yang telah membuat beban, sehingga pengusaha susah mencari untung.
Keluhan tersebut, di tanggapi dewan dengan rapat hering dilakukan secara gabungan jum’at ( 29/5 ) antara Komisi B dan Komisi A DPRD Gresik. Wakil rakyat mengundang PT Pelayaran Sakti Inti Motor sebagai pelapor, PT Gresik Samudra sebagai terlapor dan bebeberapa perwakilan SKPD Pemkab Gresik. Berjalan cukup a lot hampir tiga jam, dan PT Gresik Samudra masih tetap ngotot pada sikapnya.
Anggota Komisi B Faqih Usman mengatakan, pihaknya merasa merasa kecewa atas kinerja PT Gresik Samudra selama ini. Sebab pembentukan BUMD PT Gresik Samudra dari kepanjangan perda, tidak bisa maksimal. Tugasnya menyediakan kapal transportasi Gresik – Bawean, hingga kini belum terwujud. Sekarang kerjanya malah sebagai makelar tiket, yang membebani pengusaha dan masyarakat dari setiap tiket.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gresik Sholihuddin yang memimpin jalanya rapat hering mengatakan. Bahwa terkait dengan perjanjian kontrak, dewan tidak bisa ikut campur. Namun, untuk persoalan harga tiket nanti bakal ditampung untuk ditindaklanjuti. “Nanti kami evaluasi, kalau memang baiknya dinaikan juga tergantung evaluasi. Kalau tidak nanti kami carikan solusi yang terbaik,”ujarnya.
Direktur PT Pelayaran Sakti Inti Makmur Kurmin Halim, mengatakan pihaknya mempertanyakan prilaku manajemen PT Gresik Samudra yang selalu mengeluarkan ancaman karena pihaknya tidak kunjung membayar Goodwill tiket. Padahal, sesuai negosiasi awal, Goodwill yang diminta baru dibayar jika ada revisi harga tiket. NamunĀ  sampai saat ini harga tiket belum direvisi, kami sudah ditagih, dan kalau tidak membayar kami diancam diputus kontrak.
SedangkanĀ  goodwill yang dibebankan PT Gresik Samudra kepada Bahari Ekspres sebesar Rp 10 ribu pertiket untuk rute Gresik-Bawean, dan Rp 5 ribu untuk rute Bawean-Gresik cukup memberatkan. Sehingga, beberapa bulan yang lalu kami mengajukan pembayaran separonya dulu. Lali-lagi PT Gresik Samudra mengeluarkan ancaman bakal memutus kontrak, dengan mempersilahkan kami pergi.
“Kalau memang ini, tidak bisa diselesaikan melalui mediasi dewan pihaknya bakal membawa pada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Dan jika terus bersikap seperti ini, pihaknya bakal merelokasi homebase di Kota Surabaya. “Kami hanya ingin ada jalan tengah dalam persoalan ini. Dan naiknya harga BBM seharusnya diikuti naiknya harga tiket,” pungkasnya.
Dirut PT Gresik Samudra Suhartanto, membantah jika telah melakukan tindakan sewenang-wenang. Sebab, ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan kontrak yang sudah ditanda tangani bersama. Dan mempersilahkan masalah ini di bawa ke BANI, mengenai tudingan bahwa PT Gresik Samudra kerjanya hanya sebaagai makelar tiket. “Memang itu yang bisa di kerjakan saat ini, dan kita akui,”katanya. [kim]

Tags: