Bungasari Tambah Kapasitas Produksi Hingga Dua Ribu Ton Setiap Hari

Sales & Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya saat menjelaskan manfaat tepung Bola Salju ke Chef Novi dari Parisienne Bakery di booth Bungasari pada pameran East Food Indonesia 2019 di Surabaya. [achmad tauriq/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Perusahaan tepung terigu PT Bungasari Flour Mills Indonesia mulai mengembangkan pasarnya dengan melakukan ekspansi ke Indonesia Timur khususnya di Surabaya. Untuk itu Bungasari akan menambah kapasitas produksinya hingga 2 ribu ton per hari dibandingkan dengan produksi sebelumnya sekitar 1.500 ton per hari.
Sales and Marketing Director PT Bungasari Flour Mills Indonesia, Budianto Wijaya mengungkapkan dengan mengikuti ajang pameran East Food Indonesia 2019 di Grand City Convex Surabaya ini juga merupakan cara pihaknya untuk melakukan ekspansi ke Surabaya dengan memperkenalkan produknya ke warga Surabaya sekaligus mentargetkan kontribusi pasar Surabaya bisa meningkat tiga kali lipat.
“Pengembangan pasar di Jawa Timur khususnya Surabaya dan Indonesia Timur ini masih memberi kontribusi penjualan di bawah 10 persen, dibandingkan Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Sumatera. Dan tahun ini kami agresif menggarap pasar Surabaya dan Jatim untuk meningkatkan kontribusinya,” terangnya, Minggu (23/6).
Budianto menambahkan PT Bungasari Flour Mills Indonesia sendiri pada tahun ini akan meningkatkan pertumbuhan penjualan hingga 15 persen. “Dengan bertambahnya jumlah distributor dan penambahan kapasitas produksi, kami harap tahun ini penjualan bisa tumbuh 15 persen,” ujarnya.
Untuk itu Bungasari akan banyak memperkenalkan 150 jenis produknya ke masyarakat dan juga akan memperbanyak distributor untuk menjangkau lebih banyak daerah di Indonesia. “Kami ada ratusan produk dan setiap tahun, kami ciptakan 10 hingga 20 produk baru,” tandasnya.
Bungasari sendiri merupakan industri tepung terigu yang sudah operasional sejak 2014 dengan pabrik di kawasan Cilegon. Perusahan hasil joint Ventura perusahaan dari Indonesia, Malaysia dan Jepang dengan bahan baku gandum dari Eropa Timur, Amerika Serikat dan Kanada.
Saat ini pasar Bungasari masih sekitar 95 persen lokal Indonesia, hanya 5 persen yang ekspor ke China, Filipina dan Singapura. “Pasar domestik masih cukup luas, brand kami yang memiliki kontribusi paling besar adalah Jawara, yang banyak dipakai untuk gorengan,” kata Budianto.
Sementara dalam ajang pameran East Food Indonesia ini, Bungasari ingin memperkuat branding dan memperkenalkan jaringan, distributor dan para user. “Kami memiliki produk yang bisa memenuhi kebutuhan bakery, noodle, biskuit, pastry hingga feed. Jadi kami optmis bisa mendapatkan respon positif dari pasar di Surabaya dan Indonesia Timur,” pungkas Budianto. [riq]

Tags: