Bunuh Diri Sekeluarga, Tiga Bocah Tewas di Kabupaten Jombang

Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto saat di wawancarai wartawan dengan menunjukkan foto korban bunuh diri di ponselnya, Selasa siang (16/01). [Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Di duga memiliki kekecewaan yang mendalam terhadap suaminya karena persoalan rumah tangga, seorang ibu berinisial E (26), warga Desa Karobelah, Kecamatan Mojoagung, Jombang, memilih jalan tragis dengan menenggak cairan anti serangga bersama ketiga buah hatinya. Ibu muda berinisial E tersebut merupakan istri dari pria berinisial F (55) yang belakangan di ketahui merupakan pimpinan salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Surabaya.
Na’as, ketiga anaknya yakni S (6), B (4), dan U (4 bulan) akhirnya tewas, sementara E di temukan dalam kondisi kritis dan di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang. Sebelumnya, E sempat di rawat di salah satu rumah sakit di Mojoagung.
“Senin malam (15/01/2018), kita mendapatkan informasi setelah pukul 24.00 WIB, bahwa di duga kejadiannya terjadi sekitar pukul 21.00 WIB, ada seorang ibu berinisial E dengan tiga anaknya di temukan oleh warga di Kecamatan Mojoagung dengan kondisi ketiga anaknya sudah meninggal dunia di dalam kamar mandi,”ungkap Kapolres Jombang, AKBP Agung Marlianto kepada sejumlah wartawan di Mapolres Jombang, Selasa siang (16/01).
Kapolres menambahkan, yang pertama kali menemukan korban meninggal tersebut adalah adik kandung E dan salah seorang warga lainnya. Karena panik, mereka kemudian membawanya ke rumah sakit Mojoagung, Jombang.
“Ketiga putranya tidak bisa tertolong, dan untuk ibunya, berkat kesigapan warga, saat di rumah sakit Mojoagung di lakukan pencucian lambung, dan sekarang kondisinya membaik di rujuk di RSUD Jombang,”tambah Kapolres.
Saat ini, Polres Jombang tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut karena saat kejadian tidak ada saksi yang melihat kecuali E yang merupakan ibu dari tiga bocah yang tewas tersebut. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari dokter internist (penyakit dalam) dan dokter ahli jiwa, apakah E sedang terganggu jiwanya, sehingga yang bersangkutan melakukan hal-hal seperti itu.
“Ditemukan botol obat anti serangga cair dalam kondisi tinggal seperlimanya, di asumsikan bahwa itu di gunakan yang bersangkutan secara berturut-turut di minumkan kepada anak-anaknya kemudian meninggal dunia, selanjutnya si ibu itu menenggak racun tersebut. Namun karena tertolong, si ibu tidak meninggal dunia,”beber Kapolres menjelaskan.
Polisi masih melakukan penyidikan dengan mengumpulkan alat bukti, keterangan saksi, dan saat ini, di katakan Kapolres tim medis dan forensik Rumah Sakit Kediri dan RSUD Dr. Soetomo, Surabaya tengah melakukan otopsi.
“Kita lakukan otopsi nanti untuk bisa mengetahui penyebab kematian dari si anak ini apakah karena racun ataukah karena penyebab lainnya. Kemudian kepada si ibu, akan di lakukan pendampingan oleh dokter kejiwaan,”tambah Kapolres lagi.
Masih menurut Kapolres, selanjutnya akan di kembangkan pemeriksaan kepada sang suami yang berinisial F yang berdomisili di Surabaya, polisi menemukan ada faktor kekecewaan dari E kepada suaminya.
“Suaminya berdomisili di Surabaya dan tidak pernah mengunjungi mereka, sehingga ada kekecewaan. Kita pelajari dari alat komunikasi yang ada dan dari pengakuan si suami, memang tiga tahun terakhir hubungannya agak renggang,”tambah Kapolres lagi.
Perkembangan terakhir yang di peroleh polisi, perempuan berinisial E ini adalah istri kedua dari F. Sementara istri pertama F di ketahui sudah bercerai. Namun kemudian F memutuskan untuk menikah lagi dengan salah seorang warga Nganjuk.
“Inilah yang menjadi kekecewaan yang mungkin menjadi pemicu bagi ibu E ini untuk melakukan hal tersebut,”pungkas Kapolres.(rif)

Tags: