Bupati Ahmad Dawami Ajak Warga Hilangkan Image PKI dari Kabupaten Madiun

Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami (kanan) bersama Kepala Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto pada Sosialisasi Integrasi Bangsa dalam rangka meningkatkan peran masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan dalam tatanan normal baru mewujudkan pemantapan ketahanan bangsa di Kabupaten Madiun. [sudarno/bhirawa]

Kabupaten Madiun, bhirawa
Bupati Madiun H. Ahmad Dawami membuka Sosialisasi Integrasi Bangsa dalam rangka meningkatkan peran masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan dalam tatanan normal baru mewujudkan pemantapan ketahanan bangsa di Kabupaten Madiun yang diselenggarakan, Bakesbangpoldagri Kabupaten Madiun di Graha Eka Kapti Puspem Kab Madiun, Rabu (9/9).

Menurut Bupati Madiun H. Ahmad Dawami, kalau acara seperti ini sangat penting untuk meningkatkan rasa nasionlisme bagi masyarakat dalam rangka menjaga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Bupati menyampaikan, sekarang ini pentingnya untuk memerangi covid – 19 dan meluruskan sejarah terkait peristiwa pemberontakan PKI September 1948.

Dikatakan oleh orang nomor satu di Pemkab Madiun ini, pemicu peristiwa September di Kabupaten Madiun tidak lepas dari situasi politik nasional saat itu.Tokoh nasional yang tidak legowo, kemudian melancarkan aksi brutal dan sialnya yang menjadi tempat aksinya itu di Kabupaten Madiun.

Sebenarnya, lanjut Bupati, organisasi terlarang ini tidak lahir dari Madiun.Malah orang Madiun menolak, dengan melakukan perlawanan selama 12 hari sebelum akhirnya berhasil memukul mundur PKI.Dan laskarnya ini menjadi embrio lahirnya tentara Siliwangi.

“Jadi PKI itu cuma 2 hari menguasai Kabupaten Madiun. Tapi ironisnya, image buruknya masih melekat sampai saat ini,” tandas Bupati Madiun Ahmad Dawami seraya mengucap, ini tidak adil.

Untuk itu, Bupati mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Madiun untuk merubah image buruk itu, karena aksi itu bukan dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Madiun. Bahkan Bupati mengajak masyarakat agar menolak jika Kabupaten Madiun dikaitkan dengan peristiwa berdarah 48 itu, sekalipun hanya candaan karena ini menyangkut nasib anak cucu. Apalagi kalau dikaitkan dengan Visi Misi Kabupaten Madiun, maka tragedi September 48 itu sangat kontras dengan kondisi masyarakat Madiun yang religius dan ber-Ketuhan-an. [dar]

Tags: