Bupati Azwar Dorong Perbankan Sokong Pertumbuhan Ekonomi Banyuwangi

5-legend-of-banyuwangiBanyuwangi, Bhirawa
Iklim investasi dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi terus menunjukkan pergerakan positif. Indikasinya beberapa kantor cabang perbankan di daerah itu mencatatkan lonjakan pertumbuhan kredit, baik kredit mikro dan perdagangan besar. Bupati Banyuwangi Azwar Anas juga meminta agar pihak perbankan terus menyokong pertumbuhan ekonomi rakyat di Bumi Blambangan.
Di hadapan petinggi perbankan di Banyuwangi, Bupati Abdullah Azwar Anas, meminta perbankan lebih ekspansif menyalurkan kredit usaha mikro untuk menyokong geliat pertumbuhan ekonomi rakyat di daerahnya. Sebab, kondisi makro ekonomi Banyuwangi dinilai cukup stabil dengan indikasi tingkat inflasi bulan Juli hanya 0,24 persen atau terendah se Jawa Timur.
Adapun inflasi kumulatif semester I sebesar 2,24 persen dan inflasi year on year di Banyuwangi 2,15 persen. Pihaknya juga memintah agar perbankan membuka diri saat Pemkab Banyuwangi membutuhkan data kinerja keuangan agar mempercepat eksekusi kebijakan. “Artinya apa? Iklim investasi di sini cukup bagus. Investor biasanya juga melihat tingkat inflasi,” kata Azwar saat konferensi pers bersama petinggi perbankan di Pendopo Sabha Swagata, Kamis (14/8).
Saat inflasi rendah, namun sektor pertanian mengalami penurunan signifikan. Badan Pusat Statistik Banyuwangi mencatat, produksi padi Banyuwangi tahun 2013 sebesar 772 ribu ton, turun ketimbang realisasi tahun 2012 sebanyak 798 ribu ton. Anas berdalih, penurunan ini dipicu banyak petani mengkonversi lahan ke sektor hortikultura, seperti buah naga dan jeruk siam. “Karena harga buah naga dan jeruk itu biasanya stabil dan tinggi. Kami enggak bisa menghentikan keinginan petani, makanya produksi pertanian turun,” kata Anas.
Sementara itu, Pimpinan Bank Jatim Tbk Cabang Banyuwangi, Riyanto, mengatakan perseroan mencetak realisasi penyaluran kredit pada enam bulan pertama tahun 2014 ini sebesar Rp 1,1 triliun dari target tahun ini sebanyak Rp 1,2 triliun di Banyuwangi. “Tahun 2013, kami berhasil merealisasikan penyaluran kredit di sini sebesar Rp 884 miliar,” katanya.
Dengan asumsi realisasi itu, kata dia, rata-rata emiten berkode BJTM ini menyalurkan kredit sektor mikro sebesar Rp 172 miliar per bulan. Adapaun Dana Pihak Ketiga yang dihimpun pada semester pertama 2014 sebanyak Rp 662 miliar. Pihaknya fokus menggarap kredit sektor pertanian, usaha mikro, perdagangan, jasa dan hortikultura.
Selain Bank Jatim, Bank Negara Indonesia dan Bank Central Asia juga mencatatkan pertumbuhan kredit pada periode yang sama. Karena Banyuwangi dinilai prospek, BNI melakukan penetrasi pasar dengan menambah jumlah jaringan kantor cabang pembantu dan mesin ATM. “Saat ini ada 58 ATM dan 6 kantor cabang BNI di sini. Kami masuk ke sektor pertanian dan investasi padat modal karena Banyuwangi punya daya tarik,” kata Efrizal, Pimpinan Bank BNI Cabang Banyuwangi, tanpa menyebut detail berapa outstanding kredit yang telah disalurkan di Banyuwangi.
Bank BCA mengaku lebih fokus menggarap transaksional besar dan kredit pada modal ketimbang sektor usaha mikro. Di Banyuwangi, BCA lebih merasakan kenaikan jumlah nasabah karena imbas pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pendapatan per kapita. Pada semester I 2014, BCA berhasil menghimpun DPK sebanyak Rp 1,1 triliun. Sementara kredit gagal bayar (NPL) perbankan di Banyuwangi rata-rata sebesar 2,4 persen dengan LDR 94,5 persen. Kepada Bupati Anas, pihak perbankan menyarankan agar lebih gencar menarik investor ke Banyuwangi dengan membuka seluas-luasnya sektor usaha bagi swasta. [mb5]

Tags: