Bupati Banyuwangi Cemaskan Makelar dan WP

MakelarBanyuwangi, Bhirawa
Rapat koordinasi tiga pilar menjelang tutup tahun 2014 di Lapangan Tennis Indoor, GOR Tawangalun, Rabu (17/12), menjadi ajang keluh kesah bagi Abdullah Azwar Anas. Di hadapan puluhan peserta, Bupati Banyuwangi itu meceritakan dampak negatif kenaikan investasi. Bupati Anas merasa semakin banyak makelar tanah seiring potret positif investasi.
Apabila fenomena makelar tidak dikendalikan, ia cemas malah memukul balik kondusivitas iklim investasi. “Kalau harga tanah mahal, itu membuat investor lari. Karena mereka juga menghitung pengembalian modal, mohon bantuan kades dan camat untuk ikut menertibkan makelar-makelar tanah di wilayahnya,” kata Anas mengawali pidatonya.
Ia pun mengeluhkan rendahnya kesadaran wajib pajak (WP), khususnya pengusaha lokal, untuk taat membayar pajak. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kesadaran pemodal luar daerah. Termasuk retribusi pasar belum mencerminkan tren positif. “Saya ingin menarik coffee bean ke sini bukan karena ingin memperkenalkan produk luar ke sini. Melainkan memberikan contoh agar pengusaha lokal lebih tertib bayar pajak,” ia membandingkan.
Selain itu, dia mengaku bangga atas capaian kinerja sepanjang 2014. Anas mencontohkan ganjaran dari Kementerian PU kepada Banyuwangi yang ditetapkan sebagai daerah dengan tata ruang terbaik di Indonesia. Prestasi ini, kata dia, sebagai bentuk penghargaan atas konsistensi Pemkab Banyuwangi menjalankan kebijakan tata ruang sekaligus pembangunannya dinilai dalam kondisi on the track.
Dengan segudang prestasi, bupati berharap semangat kerja stakeholder di Kabupaten Banyuwangi kian terlecut untuk lebih baik. “Tahun 2015 memacu kita lebih baik, jangan membuat kita berhenti. Itu konsekuensi bagi kita. Kami terus konsisten mengerjakan penataan ruang dan pembangunan sesuai RPJMD. Apa yang kita kerjakan membuahkan hasilnya,” ujar Anas.
Pada 2015, ia berkukuh menerapkan aturan ketat berikut sanksi untuk mengendalikan pembangunan di Banyuwangi. Aturan ini mencakup zonasi khusus perkantoran dan ruko, IMB, arsitektur gedung ramah lingkungan, dan bangunan berbasis budaya bagi hotel. Kepada perbankan, Bupati Anas meminta agar pencairan kredit ke debitor ditangguhkan apabila usahanya belum mengantongi IMB.
Selain itu, bupati mencontohkan beberapa ruas jalan protokol di Banyuwangi Kota telah disusun road map kawasan khusus, seperti Jalan A. Yani dan Brawijaya. “Bangunan harus tiga lantai. Kami support agar punya kawasan khusus menuju pembangunan lebih baik,” ujar Bupati Anas.
Ia mendorong birokratnya menjalin kinerja lebih cair dengan sesama SKPD. Pihaknya telah menetapkan 68 pelatihan akan dikerjakan oleh lintas SKPD pada 2015. Kepala desa pun dihimbau mempersiapkan tenaga guru untuk mendukung program belajar tiga bahasa, inggris, mandarin, dan arab, yang akan dijalankan pada 2015. Strategi ini bentuk pemberdayaan masyarakat desa dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
“Ke depan tidak hanya proyek infrastruktur saja yang diusulkan, tapi peningkatan SDM juga penting. Kalau bisa perangkat desa dan babinsa ikut belajar bahasa asing, kami sudah siapkan insentif bagi gurunya,” Anas menuturkan. [nan]

Tags: