Bupati Banyuwangi Desak Pure Jadi Tempat Belajar

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas

Banyuwangi, Bhirawa
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mendorong supaya tempat ibadah umat Hindu, Pura, dijadikan sebagai wahana belajar tingkat Pendidikan Anak Usia Dini untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks. Menurut Bupati Anas, semua pihak mesti berkontribusi mencetak SDM berkualitas sejak usia dini, termasuk keterlibatan umat Hindu.
Para penganut agama Hindu di Banyuwangi, kata Anas, saatnya untuk lebih perhatian pada dunia pendidikan. “PAUD tidak harus bangun gedung baru. Saya minta pura-pura umat Hindu dijadikan tempat pendidikan, sehingga ke depan ikut mencerdaskan anak-anak kita. Umat Hindu harus punya kepedulian karena tantangan zaman semakin berat, zaman sudah berubah,” ujar Bupati Anas disela-sela menghadiri perayaan Dharma Shanti Nyepi Tahun Baru Caka 1937 di aula Dharma Bhakti, Kecamatan Genteng, Sabtu (4/4).
Selain soal pendidikan, ia bersyukur kehidupan sosial masyarakat di Banyuwangi berjalan damai tanpa konflik horizontal karena hubungan yang harmonis dan penuh toleransi antar sesama pemeluk agama. Capaian ini turut menobatkan Banyuwangi menyandang predikat sebagai Compassionate City (Kota Welas Asih) pertama di Indonesia. “Sungguh ini penghargaan Dunia untuk Banyuwangi,” ujarnya.
Kerukunan antar umat, kata Anas, juga berkontribusi membangun perekonomian daerah lewat kolaborasi dan partisipasi publik untuk menjalankan program perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan. Kerja keras dan kolaborasi berbuah manis, seperti pendapatapn perkapita naik menjadi Rp 28 juta per orang per tahun, mereduksi angka kemiskinan menjadi 9,5 persen pada 2014 dari 20 persen pada 2010, dan menekan angka penderita buta aksara.
“Tahun 2014, Banyuwangi dinobatkan sebagai kabupaten dengan tata ruang terbaik se Indonesia dan dapat reward infrastruktur Rp 75 miliar. Ini berkat sumbangsih semua pemeluk agama untuk menghasilkan kinerja yang luar biassa,” Bupati Anas menegaskan. Kinerja positif Kabupaten Banyuwangi agaknya pararel dengan tema perayaan Dharma Shanti Nyepi 2015: Penyucian Diri dan Alam Semesta Menuju Kualitas Kerja.
Bupati Anas pun berharap para umat beragama, Hindu khususnya, ikut menjaga kerukunan dan budaya menyusul pariwisata Banyuwangi semakin dilirik oleh banyak orang. Ia mencontohkan umat Hindu di Bali yang berhasil menjaga tradisi dan keharmonisan di tengah gempuran arus wisatawan mancanegara dan domestik. “Keramahan itu kunci abadi menerima tamu. Jadi mohon kondisi Banyuwangi dijaga,” ia menuturkan.
Sesepuh Hindu asal Bali, Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pemayun, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dianugerahi kemakmuran. Itu sebabnya, kata dia, Nusantara ini disebut juga sebagai Saka Dwipa yang bermakna: Dikelilingi oleh dua keadaan saling seimbang.
Karena kaya akan sumber kemakmuran, ia pun mengajak para umat beragama menjaga kerukunan, kesucian diri, dan alam demi menuju kualitas hidup lebih baik. “Dikedua sisinya dikelilingi air; siang dan malam sama-sama 12 jam; dan hanya ada dua musim, kemarau dan hujan. Di sini awal mula peradaban dunia itu lahir. Di kitab Weda disebutka ada tujuh benua dan hanya satu Dwipa di dunia,” kat Shri Bhagawan.
Mengutip sejumlah kitab kuno, Shri menambahkan, “Orang-orang Indonesia sebagai Ageni Sweta (disucikan oleh api) karena bermandikan cahaya emas sinar matahari.” Bupati Anas agaknya sependapat dengan Ida Shri Bhagawan. “Kita patut bersyukur dikaruniai kemakmuran dan wajib menjaganya. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kebagiaan hidup,” kata Anas. [nan]

Tags: