Bupati Bojonegoro Undang EMCL

Paska insiden blok cepu, kondisi di lapangan terlihat lengang.

Paska insiden blok cepu, kondisi di lapangan terlihat lengang.

Bojonegoro, Bhirawa
Paska insiden unjuk rasa ribuan tenaga kerja di proyek engineering, procurement and constructions (EPC) – 1 Banyuurip, Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (1/8) kemarin, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam hal ini Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan dalam waktu dekat akan mengundang manajemen PT Tripatra-Samsung, Jakarta, dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk menyelesaikan permasalahan demo, yang dilakukan karyawan minyak Blok Cepu. “Secepatnya saya akan mengundang Tripatra dan EMCL, juga perwakilan karyawan minyak Blok Cepu, untuk menjaga agar pekerjaan dan produksi minyak Blok Cepu tidak terganggu,” ungkap Suyoto kemarin.
Lanjut, Suyoto mengatakan, untuk produksi sumur minyak lapangan Blok Cepu dihentikan sementara setelah ada kerusuhan di lokasi proyek Blok Cepu, namun secepatnya akan berproduksi kembali, agar tidak menimbulkan kerugian yang semakin besar. “Produksi minyak Blok Cepu dihentikan ya jelas menimbulkan kerugian. Tapi secepatnya harus kembali berproduksi,” ucapanya.
Ia menyampaikan hal itu ketika ditanya dampak demo ribuan karyawan minyak Blok Cepu, di lokasi ‘engineering procurement construction’ (EPC) I, minyak Blok Cepu, di Kecamatan Gayam, Sabtu sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, ia mengaku tidak tahu kapan produksi minyak BloK Cepu berjalan kembali, yang sebelumnya rata-rata sekitar 75 ribu barel/hari.
Terpisah, Field Public and Government Affairs Manager ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Rexy Mawardijaya menyatakan jika seluruh pekerjaan di lingkup proyek EPC 1 dan EPC 5 Banyuurip Blok Cepu, di Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro, untuk sementara dihentikan.
Tak hanya itu, menurut pria yang sempat menjadi jurnalis tersebut, produksi Blok Cepu dari sekitar wilayah yang rusuh dihentikan sementara sambil menunggu kajian-kajian selanjutnya. Dia menambahkan, produksi yang dihentikan tersebut akan dimulai kembali bila keadaan sudah aman untuk dilakukan. “Produksi sekitar 55.000 barel per hari (BPH) sementara ini terhenti. Produksi tetap berlanjut untuk sekitar 30.000 BPH,” kata dia.
Sementara itu, bersamaan dengan aksi anarkis yang berakibat pada pembakaran mobil dan shalter, proses pembakaran gas suar (flaring) di tapak sumur B Banyuurip Blok Cepu dengan volume gas sebesar 23 milion metric standard cubic feet per daya (MMSCFD) juga diberhentikan pihak operator. “Keselamatan pekerja dan fasilitas kami adalah prioritas utama,” pungkas. [bas]

Rate this article!
Tags: