Bupati Bondowoso Ajak Pimpinan OPD Ngaji

Penceramah Prof Dr KH Ali Maschan Moesa dalam acara Nuzulul Qur’an dengan jamaah para pimpinan OPD dan Istri di pendopo. (samsul Tahar/Bhirawa)

(Ali Maschan Hipnotis Jamaah dengan Kedalaman Ilmu dan Joke Segar)
Bondowoso, Bhirawa.
Bupati Bondowoso, Drs H Amin Said Husni dalam momentum peringatan turunnya Alquran atau yang biasa disebut Nuzulul Quran mengajak jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam kehidupan bermasyarakat agar senantiasa mengacu kepada ajaran Alquran. Terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut bupati sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Nuzulul Quran di Pendopo Bupati dengan menghadirkan penceramah Prof. DR KH Ali Maschan Moesa, Rabu (14/6) malam.
Bupati juga mengajak untuk selalu bersyukur dan meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan yang sudah masuk pada etape kedua. Karena menurut bupati yang sudah dua periode memimpin Bondowoso ini, pada 10 malam yang kedua ini penuh dengan ampunan. Terlebih lagi akan masuk pada etape ketiga yaitu 10 malam terakhir yang dijanjikan oleh Allah SWT akan dijauhkan dari siksa api neraka jika terus menngkatkan ibadahnya.
Dalam peringatan Nuzulul Quran ini, Amin Said Husni sengaja menghadirkan senior sekaligus salah satu gurunya untuk memberikan pencerahan kepada dirinya dan para penyelenggara pemerintahan di Bondowoso. “Beliau ini adalah kiai yang professor, dan professor yang kiai. Beliau ini memiliki sanad keilmuan yang lengkap secara agama dan ditopang oleh pengetahuan umum sebagai guur besar dalam bidang sosiologi sehingga sangat layak  bagi kita untuk serius dan sungguh-sungguh belajar dan menimba ilmu kepada beliau,” tutur bupati.
Dalam ceramah peringatan malam Nuzulul Quran di Pendopo Bupati Bondowoso, Ali Maschan Moesa mengajak masyarakat jadikan Alquran sebagai pegangan hidup. Dengan mengutip syair lagu karangan Sunan Kalijaga yang berjudul Gundul-gundul Pacul, Ali menjelaskan bahwa ada empat anggota tubuh yang membuat manusia dirundung masalah. Pertama, adalah mata. Mata kata dia, harus digunakan untuk beribadah dijalan Allah. Bila mata sudah jauh dari Allah, ini akan menjadi sumber dari sesat dan akan menyesatkan. “Mata ini jika sudah lepas atau copot dari Allah maka manusia akan sesat dan menyesatkan yang lain,” katanya.
Yang kedua, adalah hidung, selanjutnya adalah mulut dan yang terakhir adalah telinga. Ali menyampaikan bahwa ada banyak masalah atau kegaduhan yang akan timbul dari lisan seorang manusia yang sudah jauh dari Allah. Mulut juga, merupakan senjata yang lebih tajam daribpisau dan dapat membunuh manusia lebih sadis dan juga merupakan sumber fitnah. “Mulut ini tidak kalah berbahaya dari anggota tubuh yang lain jika sudah keluar dari jalan Allah. Bisa jadi sumber fitnah,” tutur mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini.
Syair Gundul-gundul Pacul ini jelas Ali, merupakan syair tauhid yang sarat akan makna pentingnya mempunyai pegangan dalam hidup. Di lagu tersebut, terkandung maksud bahwa jika manusia ingin hidup selamat didunia dan akhirat, maka harus ada pegangan. Dalam hal ini, pegangan atau petunjuk bagi umat muslim adalah Alquran. “Jika seseorang ingin selamat dunia dan akhirat maka harus punya pegangan dalam hidup. Dan pegangan umat muslim ya Alquran. Inilah intinya malam Nuzulul Quran,” kata Ali Maschan yang saat ini menjabat sebagai wakil Rois Syuriah PWNU Jatim.
Di bulan Ramadan yang penuh rahmat ini tutur Ali, manusia mendapat sekian rahmat dari Allah SWT. Dengan mengutip salah satu hadits, senior PMII ini mengatakan bahwa 10 hari di bulan Ramadhan manusia akan mendapatkan rahmat, 10 hari kedua mendapatkan maghfirah dan 10 hari terakhir akan dijauhkan dari api neraka.
Tidak lupa, Ali Maschan Moesa kembali menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara serta ideologi bangsa sudah final dan tidak perlu lagi diperdebatkan. NU yang juga ikut dalam menegakkan NKRI dan berjuang melawan penjajah sudah sepakat bahwa bentuk negara adalah Republik dan bukan negara islam.
Ali Maschan juga membenarkan perihal pembubaran ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menginginkan NKRI menjadi negara Islam dan menolak Pancasila sebagai dasar negara sudah benar secara hukum dan secara syariah.
Bahkan kata Ali, Nabi Muhammad SAW lewat Piagam Madinah sangat pluralis dan memelihara masyarakat Madinah yang pada waktu itu terdiri dari beberapa suku, keturunan dan pemeluk agama yang berbeda. “Kondisi Indonesia sama seperti zaman Rasulullah saat hijrah ke Madinah, sangat beragam. Dalam kepemimpinannya, Rasul sangat pluralis dan tetap memelihara perbedaan dan itu sangat dianjurkan dalam Islam,” kata Ali Maschan yang sudah malang melintang memberikan ceramah ke berbagai daerah di Indonesia disambut baik oleh masyarakat Bondowoso.
Membawakan ceramah bertema serius dan penuh ilmu, Ali tidak lupa untuk memberikan humor-humor segar sehingga hadirin yang datang tetap antusias menyimak. Bahkan, beberapa pejabat Bondowoso yang hadir, seperti Bupati Bondowoso H Amin Said Husni juga beberapa kali tertawa oleh candaan yang dibawakannya.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati, KH Salwa Arifin, Forpimda dan pimpinan OPD beserta istrinya. Dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan hadiah lomba pawai ta’aruf menyambut bulan Ramadhan dengan berbagai ketegori. [har]

Tags: