Bupati Bondowoso Jamin Layanan RSUD Berjalan Baik

Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni (Samsul Tahar/Bhirawa

Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni (Samsul Tahar/Bhirawa

Bondowoso, |Bhirawa
Bupati Bondowoso Drs H Amin Said Husni menjamin pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr H Koesnadi Bondowoso tetap berjalan baik, terkait berbagai pemberitaan tentang pengunduran diri sejumlah 22 Dokter Spesialis pada RSUD Bondowoso.
Hal ini disampaikan Bupati dalam Rapat Paripurna di Graha Paripurna DPRD Bondowoso dengan agenda Tanggapan/Jawaban Bupati atas Pandangan Umum Fraks-fraksi DPRD Bondowoso terhadap 11 Rancangan peraturan Daerah, Selasa (8/11) malam.
“Kami menjamin bahwa pelayanan oleh para dokter spesialis di semua unit perawatan , baik rawat jalan maupun rawat inap tetap berjalan sebagaimana mestinya,” kata Bupati menanggapi keresahan masyarakat sebagaimana dipertanyakan Fraksi PDI Perjuangan.
Bupati juga menyampaikan terima kasih atas masukan beberapa fraksi sehubungan dengan pemberitaan pengunduran diri 22 dokter spesialis tersebut, namun pihaknya menegaskan jika Pemerintah Kabupaten Bondowoso telah mengambil langkah dengan memanggil pihak menejemen dan para dokter spesialis untuk dapat diketahui akar masalah sebenarnya. “Dan saat ini sedang dilakukan langkah-langkah penyelesaian oleh Pemerintah daerah,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, sedikitnya 22 dokter spesialis di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Koesnadi Kabupaten Bondowoso, mengancam akan mundur dari rumah sakit tersebut, jika tidak menejemen segera dilakukan perbaikan.
“Banyak persoalan yang terjadi di rumah sakit ini, mulai dari fasilitas, pelayanan, hingga soal transparansi,” ungkap Ketua Komite Medik RSD Koesnadi Bondowoso, dr Andreas Andrianto, Sp. B (K) Onk, saat dihubungi melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Dia mencontohkan, saat dokter akan melakukan operasi ternyata ruangannya bocor karena hujan deras. “Kami pernah sampaikan ke jajaran manajemen dan Dirut, dan jawabannya tidak ada anggaran. Kalau tidak ada anggaran, kenapa bangun terus,” ungkap Andreas.
Belum lagi fasilitas lainnya seperti diruangan emergency, yang masih sangat minim. “Kalau lampu padam harus menyalakan genset, dan itu butuh ups, ini tidak ada upsnya, akhirnya terkendala, padahal kondisi gawat darurat. Ini kan soal keselamatan pasien,” tambahnya.
Jika dalam waktu satu minggu kedepan tidak ada jawaban dari Bupati Bondowoso, maka seluruh dokter spesialis di RSD Koesnadi akan mundur. “Bahkan ada yang mengajukan mutasi, pensiun dini, dan mundur dari PNS. Ini semua kami lakukan murni karena perbaikan di rumah sakit, dan masyarakat,” ucap dokter spesialis bedah onkologi ini.
Hal senada disampaikan dokter spesialis lainnya. “Ini adalah puncak seluruh persoalan yang terjadi di rumah sakit. Banyak persoalan yang terjadi, kami hanya ingin ada perbaikan manajemen sehingga pelayanan juga lebih baik kepada masyarakat,” ujar Dr Yus Deny Sp PD.
Menurut Deny, banyak persoalan yang terjadi di rumah sakit daerah. “Permasalahannya menumpuk, mulai dari manajemen yang buruk, tidak ada transparansi, fasilitas yang kurang memadai, hingga pelayanan yang kurang optimal kepada masyarakat,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam ini.
Menurut dia, seluruh dokter spesialis yang praktik di rumah sakit daerah, hanya ingin ada perbaikan manajemen. “Intinya kami hanya ingin ada perbaikan jajaran manajemen, kalau begini terus menerus masyarakat yang akan jadi korban,” tegasnya.
Deny mengaku, aspirasi seluruh dokter spesialis tersebut sudah disampaikan langsung kepada Bupati Bondowoso, Amin Said Husni. “Bapak Bupati sebenarnya sudah tahu aspirasi kami, tetapi sampai sekarang belum ada jawaban dari beliau. Bahkan persoalan ini juga sudah disampaikan kepada DPRD. Jika tidak ada ketegasan, kami akan mundur, bahkan saya sendiri akan mengajukan mundur sebagai PNS,” jelasnya.
Deny berharap, agar Bupati segera mengambil langkah tegas terkait aspirasi para dokter tersebut. “Kami tidak muluk-muluk tuntutannya, hanya mengganti manajemen rumah sakit, karena kalau dipertahankan akan terus begini, sehingga pelayanan tetap tidak akan maksimal, dan masyarakat akan jadi korban,” pungkasnya. [har]

Tags: