Bupati Bondowoso WujudkanWisataKesehatan

Bupati-Amin-Said-Husni-saat-Audiensi-dengan-tukang-pijat-refleksi-Kepala-Kesehatan-Drs-H-Muhammad-Imron.

Bupati-Amin-Said-Husni-saat-Audiensi-dengan-tukang-pijat-refleksi-Kepala-Kesehatan-Drs-H-Muhammad-Imron.

Bondowoso, Bhirawa
Bupati Bondowoso, Drs. H. Amin Said Husni akan mewujudkan destinasi baru di bidang kesehatan yakni wisata akunpuntur dan akupreser. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Pariwisata Bondowoso telah memulai mewujudkan itu dengan bekerjasama dengan Asosiasi Akunpuntur dan Akupreser (ACASI).
Menurut Bupati, pihaknya mendorong semua potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi destinasi wisata. Tak terkecuali acasi. “Acasi itu merupakan salah satu pengobatan alternative yang tidak mengandalkan bahan kimia namun memiliki khasiat yang baik. Selain itu juga acasi ini dikomando oleh beberapa medis semisal dr. Rasmono,” ujar Bupati.
Bupati menjelaskan bahwa nantinya, acasi ini akan masuk ke setiap daerah wisata di Bondowoso semisal desa wisata dan lainnya. Mereka akan memberikan layanan kesehatan seperti pemijatan. “Sebenarnya hal ini sudah banyak dilakukan oleh Negara-negara lain dan saat ini sedang booming. Di Singapure juga ada. Nah, ketika para wisatawan ini dating ke daerah wisata dan kemudian dilayani melalui pemijatan ini, tentunya mereka juga akan mengeluarkan keuangan dan akan membelanjakan uang mereka. Dan ini menjadi keuntungan baik daerah,” jelasnya.
Sedangkan dr. Rasmono ketika dikonfirmasi hal ini mengatakan bahwa dia sudah bertemu dengan Bupati Amin Said Husni. Kata dia, Bupati sangat mendukung dengan rencana destinasi wisata itu.
Dinas Pariwisata bekerja sama dengan dr Rasmono yang saat ini sedang menekuni akunpuntur dan akupreasure. Melalui akunpuntur dan akupreasure ini diharapkan akan mampu memberikan kontribusi di sektor wisata di Bondowoso. Bahkan, pada Sabtu kemarin, dr. Rasmono mendatangi seorang herbalis di desa Kejawan, Kecamatan Tenggarang bernama Dahnan.
Dahnan selama ini dikenal sebagai tabib atau herbalis yang sudah memiliki banyak pasien. Obat yang diberikan oleh Dahnan berasal dari daunan alami tanpa adanya bahan kimiawi. Dahnan sendiri seringkali dimintai bantuan dari sejumlah rumah sakit baik di Indonesia maupun Singapure. Bantuan tersebut berupa terapi setelah pihak medis tidak mampu mengobati semisal penyakit mematikan.
Bahkan tak jarang banyak pasien Dahnan yang sembuh setelah berobat ke Dahnan. Sedangkan dr. Rasmono mengembangkan keunggulan pengobatan melalui akupuntur dan akupreasur selain juga melalui medis. “Bupati ingin mengembangkan wisata Jampi yakni Jamu dan Pijat. Jamu yang dimaksud adalah jamu tradisional yang alami. Kemudian pijat. Memang di Bondowoso pijat cukup banyak, namun belum dinaungi oleh tim medis. Kebetulan saya sudah dilatih terkait akupreser dan akunpuntur ini.Pijet akupreser ini menjadi pendamping terapi medis,” katanya.
Akupreser, lanjut Rasmono, bisa dipelajari oleh siapa saja. Pihaknya saat ini sudah mengajari lebih dari 60 orang dimana mereka nanti akan bekerjasama dengan DInas Pariwisata sehingga mereka yang sudah mampu menguasa pijat akupreser tersebut akan ditempatkan di daerah wisata.
Dewasa ini pengobatan alternatif makin di gemari oleh masyarakat. Diantaranya adalah pijat refleksi. Pijat refleksi adalah pengobatan alternatif yang ampuh dan aman, praktis serta murah tanpa efek samping yang berarti.Selain mencegah dan menyembuhkan secara total, pengobatan ini juga dapat mendeteksi atau mengetahui apakan salah satu organ kita sudah terganggu atau masih sehat.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bondowoso memberikan dukungan penuh terkait dengan upaya pemerintah daerah untuk mewujudkan wisata Jamu dan Pijat (Jampi) yang kini sedang digagas oleh Dinas Pariwisata Bondowoso. Sebab, jamu dan pijat secara medis memiliki keterkaitan yang erat.
Dukungan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Dinkes Bondowoso, dr. Imron ketika dikonfirmasi Bhirawa, kemarin siang. Kata dia, secara medis, jamu dan pijat sangat mendukung upaya promotif, preventif, kuratif terhadap kesehatan masyarakat.
“Dinkes tentu sangat mendukung upaya ini, apalagi desa wisata jampi nanti akan menjadi salah satu desa wisata yang sudah berjalan. Tentunya, desa wisata ini akan mampu memberdayakan masyarakat dalam pemanfaatan bahan-bahan jamu di desa-desa serta pembudidayaannya,” katanya. [har]

Tags: