Bupati dan Ketua LPA Kunjungi 2 Balita Tanpa Anus

Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman bersama istrinya Dra. Ita Triwibawati yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) mengunjungi balita penderita atresiani atau sejak lahir tak punya anus.(ristika/bhirawa)

Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman bersama istrinya Dra. Ita Triwibawati yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) mengunjungi balita penderita atresiani atau sejak lahir tak punya anus.(ristika/bhirawa)

(Gratiskan Seluruh Biaya Pengobatan)
Nganjuk, Bhirawa.
Kasus penyakit atresiani atau kelainan sejak lahir tidak mempunyai anus muncul di Kabupaten Nganjuk. Temuan terbaru, ada dua bayi yang baru berusia dua bulan namun sejak lahir tidak memiliki lubang anus. Masing-masing adalah Nikolas Ahmad Yustisian, putra pasangan  Yuswanto dan Vivi Yantiana asal Dusun Kedungnoyo di Desa Tritik Kecamatan Rejoso, serta Mohammad Alfin Sihabudin, bayi dua bulan anak pasangan Mustofa dan Nurul, warga Dusun Malo Desa Musirkudil.
Program tanggap terhadap kesehatan masyarakat sudah menjadi bagian penting dan tidak pernah dilupakan  Bupati Nganjuk Drs H Taufiqurrahman bersama istrinya Dra.Ita Triwibawati yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Nganjuk.
Nicholas adalah anak yang menderita penyakit kelainan Atresiani atau sejak lahir tak punya anus. Kunjungan Bupati bersama Ketua LPA adalah langkah kongrit pemerintah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan penanganan secara cepat dan langsung terkait dengan kesehatan.
Menurut Vivi Ibunda Nicholas, penderitaan yang dialami Nicholas sudah sejak lahir, padahal dulu saat hamil ketika saya periksa ke bidan juga sehat tidak terjadi kelainan. “Setelah melahirkan saya curiga beberapa hari kok tidak buang air besar setelah saya periksa, saya kaget karena anak saya tidak punya anus,” terang Vivi.
Ditambahkan ibunda Nicholas, setelah kejadian itu keluarga bingung karena untuk berobat atau operasi pembuatan anus Nicholas tidak ada biaya sama sekali. “Buat makan aja sulit, apalagi buat operasi jelas tidak mungkin,” jelas Vivi pasrah karena mereka hanya bekerja sebagai buruh tebang kayu.
Melihat kondisi Nicholas Bupati Taudiqurahman beserta Istri tergerak untuk membantu keluarga Nicholas agar segera mendapat penanganan medis. Bupati Nganjuk menjelaskan telah memerintahkan kepala Dinas Kesehatan beserta Direktur RSUD Nganjuk untuk segera menangani kesehatan Nicholas. Untuk seluruh biaya operasi pembuatan anus Nicholas, ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. “Setelah ini Nicholas harus segera mendapat pelayanan yang bagus,” tegas Bupati Taufiqurrahman.
Sementara itu Ita Triwibawati, sebagai Ketua LPA mengaku bahwa jika ada anak yang mengalami kendala dalam masalah kesehatan juga menjadi tanggung jawab LPA. Khusus untuk Nicholas ini, LPA dengan akan memberikan pendampingan penuh sampai sembuh. Demikian juga dengan anak-anak lain yang mengalami nasib serupa dengan Nicholas akan diberikan bantuan oleh pemerintah. [ris,adv]

Tags: