Bupati Dinilai Sukses Perjuangkan Sidoarjo Smart City

Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dengan peraih Smart City yang lainnya.

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah melewati waktu selama enam bulan, Bupati Sidoarjo akhirnya berhasil mewujudkan Sidoarjo menjadi Kabupaten Smart City. Keberhasilan tersebut ditandai dengan diberikannya penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City 2017, oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia, di Hotel Santika Premiere, Jakarta.
Masterplan Konsep Sidoarjo menuju Smart City dengan tiga program Quick Win dan Layanan terintegrasi Aplikasi ‘Rumah Sidoarjo’ yang membawa Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu Kabupaten peraih Smart City Award 2017, pada (15/11) malam.
Dihadapan Menteri Kominfo RI, Bupati Saiful Ilah memaparkan bahwa Pemkab Sidoarjo membuat konsep pelayanan kepada masyarakat secara terintegrasi. Pemkab sedang mengembangkan aplikasi ‘Rumah Sidoarjo’, yakni aplikasi yang berisi tiga layanan kepada masyarakat. Orientasinya kecepatan layanan pemerintah kepada masyarakat atau Smart Governance, kemudian layanan Sosial atau Smart Society dan Layanan Cerdas atau Smart Living. “Ketiganya merupakan program unggulan atau Quick Win Pemkab Sidoarjo,” jelas Saiful Ilah.
Tiga Program Quick Win Pemkab Sidoarjo selama ini sudah berjalan, pertama program BMW (Berkas Mlaku Dewe) memberikan layanan secara online ditingkat kecamatan. Kedua adalah Layanan SIGAP dengan aplikasi ini masyarakat bisa melaporkan kejadian bencana dengan cepat. Layanan SIGAP juga terpantau online 24 jam.
Kemudian yang ketiga aplikasi SIAP Tarik (Sistem Antrian Puskesmas Tarik). Dengan aplikasi ini masyarakan akan lebih mudah dan efektif, serta bisa menghemat waktu dalam mangantri di Puskesmas. “SIAP Tarik masyarakat bisa mengambil nomer antrian layanan Puskemas dari rumah masing-masing,” terangnya.
Sementara Menteri Kominfo RI Rudiantara mengatakan, bahwa Konsep Smart City bukan tentang kemampuan membeli perangkat tekhnologi canggih, tapi bagaimana sebuah kota mampu merubah cara berpikir dan juga cara melayani masyarakat dengan anggaran yang ada. Ternyata program Smart City terbukti telah berhasil melakukan perubahan menjadi kab/kota cerdas, dan sebagai daerah percontohan dalam melakukan inovasi di sejumlah layanan publiknya. “Contohnya layanan kesehatan, melalui IT diciptakan pelayanan yang jauh lebih mudah diakses oleh warga. Hal ini tentu perlu didukung oleh semua pihak,” jelas Rudiantara.
Menurutnya, daerah dikatakan berhasil membangun Smart City, bila sesuai dengan pondasi kultur yang kuat dan berhasil ditanamkan disetiap inovasi yang dilakukan. Jadi Smart city bisa terlaksana bila ada kerjasama, dan gotong royong semua pihak. “Mulai dari penyusunan piranti yuridis, bimbingan teknis yang melibatkan hampir seluruh stakeholder, baik itu dewan smart city, tim teknis pelaksana smart city serta organisasi perangkat daerah,” tegas Rudiantara. [ach]

Tags: