Bupati Djalal Kritik Kinerja Pers

MZA-DjalalKab Jember, Bhirawa
Bupati MZA Djalal berhalalbihalal dengan para jurnalis di Hotel Panorama, Kabupaten Jember, Rabu (13/8) malam. Selain mengkritik pers, ia juga mengajak wartawan joget dan nyanyi bersama-sama. Dalam pidatonya, Bupati Djalal berterima kasih kepada semua media massa di Jember.
Ia mengaku  gembira dengan terjalinnya hubungan yang baik antara pers dengan pemerintah daerah. “Walau ada ketidakpuasan, saya berupaya  menekan sedemikian rupa agar tetap legowo dengan informasi pemberitaan. Saya mencoba arif menyikapi berbagai macam info. Saya bayangkan, andai tidak ada pers jadi apa Jember?” katanya.
Dari pers, Djalal tahu apa yang diinginkan dan disuarakan masyarakat. Ia juga tahu apa yang disukai dan tak disukai masyarakat dari pemerintahannya selama ini. Di kesempatan itu, Djalal juga mengkritik gaya jurnalis di Jember saat meliput berita. “Sekali-sekali melontarkan pertanyaan yang enak didengar, sehingga nara sumber mau menjawabnya. Kalau tanya ngalah-ngalahi jaksa dan polisi, akhirnya jadi malas untuk  menjawabnya,” katanya dengan nada gurau.
Dalam pidatonya, Bupati Djalal juga mengkritik pemberitaan pers selama pemilu presiden 2014. Pemberitaan pers selama pilpres cenderung tak berimbang, karena keberpihakan yang berlebihan. “Itu membuat orang jadi malas menonton televisi atau membaca koran,” kata Djalal.
Selain mengkritik kinerja pers saat pilpres, Djalal juga mengkritik kecenderungan media massa nasional mengutip begitu saja berita-berita dari luar negeri, terutama terkait persoalan Indonesia. “Gampang sekali kita ‘forward’ berbagai macam berita. Saya khawatir, karena kecanggihan kita yang masih kalah jauh dari negara lain, Amerika dan Eropa, baik peralatan maupun psikologi komunikasi, kita diperdaya,” ujarnya pula.
Djalal mempertanyakan kesadaran awak pers terhadap muatan di balik berita tertentu dari luar negeri. “Apakah semua berita CNN benar? Apakah semua berita BBC benar? Belum tentu. Apakah berita media yang menggunakan nama Arab Al-Jazeera benar? Belum tentu. Kita tahu di belakang mereka adalah negara kapitalis yang ingin menjajah Indonesia,” ungkapnya pula.
Djalal menyarankan kepada media-media Indonesia untuk mencari referensi lebih lengkap, sebelum memuat berita-berita dari luar negeri. “Bahkan kalau diperlukan, mata hati kita sedikit kita buka. Saya mohon teman wartawan hati-hati dengan berbagai macam isu di dunia internasional. Yang ujung-ujungnya kita sendiri yang menelan kepahitan,” pungkasnya.
Djalal tak hanya piawai berpidato. Malam itu, ia juga menunjukkan kehandalannya bernyanyi. Lagu sedih dari Broery Pesolima dan lagu reggae dari Steven and Coconut Trees membuat jurnalis ikut bernyanyi bersama. [efi]

Keterangan Foto : Bupati MZA Djalal.

Rate this article!
Tags: