Bupati Faida Ajak Cinta Produk Lokal

Bupati Jember dr.Hj. Faida, MMR saat menunjukkan beberapa produk lokal Jember

Bupati Jember dr.Hj. Faida, MMR saat menunjukkan beberapa produk lokal Jember

Membangun Karakter melalui Diklat Kader Bela Negara
Jember, Bhirawa
Diklat Kader Bela Negara (KBN) merupakan salah satu cara untuk mencetak calon pemimpin bangsa  yang cinta terhadap tanah air (NKRI harga mati). Hingga saat ini sudah 4100 KBS yang sudah didik oleh Badan Kesatian Bangsa Politik (Bakesbangpol) Kab. Jember.
Ada yang istimewa dalam diklat KBN angkatan ke VI yang digelar di Lemcadika Pramuka Jember, Minggu (27/3) kemarin. Pasalnya, Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR menjadi pemateri dalam diklat yang digelar selama 3 hari ini.
Dalam materinya, Bupati Faida menekankan untuk selalu mencintai produk lokal (dalam negeri)  dan  mengembalikan harkat dan martabat NKRI yang sudah mulai menipis. Materi ini disampaikan, karena Bupati menganggap masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang konsuntif dan gandrung dengan barang produk luar.
“Masyarakat kita saat ini menjadi masyarakat konsumtif. Senang belanja produk-produk luar dan ini pemikiran yang keliru. Oleh karena itu, selama produk lokal ada dan produksi, kita harus bangga dengan produk yang dihasilkan oleh bangsa sendiri,” ujar Bupati Faida kemarin.
Faida mengungkapkan, Bangsa Indonesia sebelum krisis melanda Indonesia, mampu membuat pesawat terbang (CN 235) sendiri yang diarsiteki oleh BJ. Habibie. Produk ini mampu mengangkat harkat dan martabat Indonesia di bidang tekhnologi di mata dunia.  Namun sejak moneter melanda, dan IMF masuk, perusahaan  kebanggaan bangsa ditutup, dan apa yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia pupus.
“Saat ini, Indonesia menjadi buyer terbesar dengan membeli ratusan pesawat boing milik Amerika. Presiden Barack Obama datang ke Indonesia waktu itu bukan karena bangga terhadap Indonesia, tapi melihat banyaknya duit bangsa Indonesia,” tandas Bupati.
Bupati juga mencontohkan beberapa kekayaan bangsa ini yang dikuasi oleh asing. Diantaranya tambang emas terbesar freeport dan susu Nestle.” Tambang emas freeport yang dimiliki Indonesia dimiliki oleh asing. Keuntungan yang didapat oleh mereka ratusan triliun per tahun, dan Indenesia hanya kebagian 1 persennya saja. Perusahaan Nestle (swiss), sapi dan peternaknya milik Indonesia, dikonsumsi orang Indonesia, tapi pemiliknya orang asing. Nestle menghasilkan 1 juta liter/ tahun dengan keuntungan Rp.200 triliun. Keuntungan ini tidak berputar di Indonesia, tapi negara luar,” ungkapnya pula.
Bupati juga menyinggung produk air mineral kemasan yang merknya sudah terkenal di Indonesia..”Air mineral ini sumber airnya dari Indinesia dan setiap tahunnya menghasilkan 7,2 milyar liter/ tahun, dan Indonesia hanya kebagian pajak Rp.5 / liternya. Oleh karena itu, kita harus mengubah mindset kita untuk menumbuhkan cinta produk lokal. Di Jember, ada banyak air kemasan produk lokal. Dan selama produk lokal ini produksi, kita wajib untuk menggunakan produk lokal itu,” tegasnya pula.
Dalam materinya, Bupati juga menyampaikan spirit dan motivasi kepada para peserta KBN untuk memangkitkan kembali harkat dan martabat bangsa ini di mata dunia.
“Saya berharap pada generasi muda (peserta diklat Kader Bela Negara) yang merupakan agen perubahan bangsa, masa depan negara ini ada dipundak kalian.  Bangkit dan tinggalkan mimpi-mimpi kita, atau kita akan semakin terpuruk,” ujarnya.
Dalam materi pamungkas, Bupati Faida mengajak para generasi muda untuk  meraih cita-cita  bersama Pemkab Jember. Menurutnya,  Pemkab Jember akan lebih mengutamakan membangun Sumber Daya Manusia dibanding pembangunan dibidang yang lain. Pemkab Jember akan menggratiskan biaya pendidikan ditingkat SMP dan SLTA/SMK. Dan memberikan 5000 beasiswa bagi siswa yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi.”Saat ini kami masih menggodok anggaran untuk mewujudkan program itu,” ungkapnya pula.

Bakesbangpol Jember Jadikan KBN  Aset Bangsa Yang Tangguh  
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik (Bakesbangpol) Kab Jember Widi Prasetyo berharap setelah mengikuti diklat, para Kader Bela Negara (KBN) mampu menujukkan sikap yang positif. Baik untuk diri sendiri, kepada orang tua dan lingkungan. Karena dengan sikap yang positif ini, KBN akan menjadikan pemimpin  bangsa yang postif pula.
“Ini merupakan konsekwensi  yang harus diterima dan menjadi tanggung jawab besar dipundak kalian setelah diklat.
Baik secara individu, kelompok dan organisasi. Mulai saat ini, KBN jangan sampai tercoreng oleh tingkah laku kalian dan ini menjadi tanggung jawab masing-masing. Siap untuk melaksanakan !!!,” ujar Widi yang dijawab lantang oleh peserta  KBN angkatan ke VI ini.
Widi mengajak peserta KBN untuk menanamkan cita-cita besar dalam hati  untuk diraih.” Saat ini kalian berkubang dengan lumpur, kelak  dikemudian hari menjadi pengalaman yang tidak bisa kalian lupakan. Ada filosofi yang harus diingat dengan kotornya Celana, baju dan tubuh kalian ini. Bahwa yang kotor-kotor itu tidak baik (negatif) mulai saat ini wajib dihindari. Latih diri kalian berbuat kata-kata yang positif,  kelak jika menjadi pemimpin bisa menghindari barang kotor,” ungkanya.
Kebersihan pikiran dan hati KBN, tandas Widi, akan menjadikan pimpinan yang bersih pula. Widi mengatakan, 20 tahun mendatang peserta KBN ini akan menjadi pimpinan di negeri ini.” Mudah-mudahan yang tergabung dalam KBN ini menjadi pemimpin yang bersih.,” do’anya.
Tujukkan perubahan sikap yang semula negatif menjadi positif kepada diri sendiri, orang tua, guru, lingkungan.” Jadilah kamu sebagai KBN kebanggaan diri sendiri, orang tua, guru dan lingkungan. Sepulang dari diklat, cari orang tua kalian, minta do’a restunya Karena do’a dan restu orang tua akan dikabulkan oleh Allah. SWT. Jangan sekali-kali  membuat bapak ibu kalian menerteskan air mata, karena satu tetes air mata orang tua menghambat langkah dan cita2 kalian semua,” ujar Widi mewanti-wanti. [efi/hms pemkab]

Rate this article!
Tags: