Bupati Gresik-PJB Gresik Tandatangani MoU Pembangunan Landmark Garling

Bupati Sambari bersama GM PJB, Ompang Rezki Hasibuan saat tandatangani MoU. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Tak lama lagi, masyarakat Gresik bakal mempunyai satu landmark lagi, yaitu Gardu Suling (Garling). Monumen ini akan dibangun di perempatan Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang ada di Jl Pahlawan, Gresik.
Kepastian pembangunan landmark ini setelah Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto dan General Manager PJB ( Pembangkit Jawa – Bali) Gresik, Ompang Rezki Hasibuan menandatangani kesepahaman bersama memulai pembangunan monument itu.
Menurut bupati, landmark Garling dibangun sebagai upaya untuk mengembalikan kejayaan Gresik tempo dulu. Dulu, kata Bupati, Garling itu berdiri di pertigaan Jl Raden Santri, Jl HOS Cokroaminoto dan Jl Basuki Rahmat (tepat di depan kantor PLN). Bupati berharap, dibangunnya Garling itu agar pada saat Ramadan menjeleng berbuka puasa suara sirene bisa didengar dari dua kecamatan, yaitu Gresik dan Kebomas.
”Kalau dulu suara sirine ini untuk menandai berbuka puasa saat Bulan Ramadhan. Kalau Garling ini sudah terbangun, selain bisa menandai saat berbuka puasa, juga bisa untuk menandai setiap waktu salat. Hanya durasi untuk berbuka puasa yang agak panjang,” tutur bupati.
Sehingga Bupati Sambari berharap mengembalikan kejayaan Gresik tempo dulu.
”Tolong dikembalikan seperti yang dulu, baik bentuk maupun warnanya. Sebagai rujukan silahkan cari foto fotonya,” pinta Sambari serius.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Moh Qosim menambahkan, monument yang akan dibangun itu untuk mengembalikan sejarah. ”Kami juga ingin memberikan monument ini untuk anak cucu kita selanjutnya.Tentunya dengan adanya monument ini sepanjang sejarah akan dikenang. Tidak hanya satu atau dua tahun saja,” tambahnya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik, Sutrisno mengatakan, pembangun Garling segera dilakukan. Diawali dengan proses administrasi yang lain misalnya pelelangan dan lain sebagainya oleh pihak PJB Gresik
Dalam sejarahnya Garling yang pernah ada di Gresik ini dibangun pada tahun 1929 oleh Kitty Soesman seorang kepala Aniem (PLN). ”Bangunan ini merupakan saksi bisu perjuangan warga Gresik dalam mengusir penjajah. Disebut Gardu Suling karena orang Gresik tempo dulu menyebut menara dengan istilah gardu. Sedangkan sirine disebut suling. Jaman dulu suara sirine ini sebagai tanda siaga ada musuh. Selepas kemerdekaan suara sirine ini menjadi tanda suka cita termasuk saat berbuka puasa atau saat menjelang detik-detik proklamasi,” papar Sutrisno. [eri]

Tags: