
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf saat memantau sekaligus menyemprot desinfektan di kandang sapi milik warga Dusun Balepanjang, Desa Pandean, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Rabu (11/5) petang. [Hilmi Husain/Bhirawa]
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf menegaskan bahwa hingga saat ini, baru ditemukan sapi yang gejalanya mengarah pada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau suspect.
Namun, di wilayah Kabupaten Pasuruan belum ditemukan sapi atau ternak lainnya yang dinyatakan positif terjangkit PMK. “Dari laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten Pasuruan, ada 30 sapi yang sakitnya mirip PMK. Tapi 20 ekor sudah sembuh dan 10 ekor yang kita curigai PMK,” terang Gus Irsyad, Kamis (12/5).
Atas kejadian itu, petugas sudah turun untuk mengobati sekaligus mengambil sampel darah. Sampel tersebut diuji lab di Balai Besar Veteriner Jogja ataupun Pusat veterinery Farma Surabaya hingga diketahui hasilnya positif PMK atau tidak.
“Petugas sudah kami turunkan. Selain mengobati, juga mengambil sampel darah. Kemudian, dikirim ke pusat Veterinery Farma Surabaya sampai diumumkan hasilnya,” kata Gus Irsyad.
Pejabat nomer satu di Kabupaten Pasuruan ini juga meminta semua petugas Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk mengawasi lalu lintas ternak di semua pasar hewan.
Pengawasan itu dinilai urgent, mengingat penyebaran PMK pada hewan ternak sangat cepat merambah ke berbagai daerah di Jawa Timur. Disisi lain, Kabupaten Pasuruan menyumbang 30 persen populasi sapi perah di Jawa Timur.
“Kita ini adalah daerah penghasil sapi yang menjadi tumpuan di Jawa Timur. Makanya, kita minta petugas bergerak untuk mencegah dan jangan sampai penyakit ini masuk ke Kabupaten Pasuruan,” tambah Gus Irsyad.
Di Kabupaten Pasuruan, terdapat 8 pasar hewan yang beroperasi dan tetap jalan seperti biasanya. Yakni, di pasar Hewan Sukorejo, Wonorejo, Prigen, Pandaan, Gondangwetan, Nguling, Grati dan Gempol.
Pihaknya melarang ternak-ternak yang dikirim dari empat daerah di Jawa Timur yang statusnya outbreak (wabah) PMK, yaitu Kabupaten Gresik, Lamongan, Mojokerto dan Sidoarjo.
“Pasar hewan tetap jalan. Untuk ternak-ternak yang berasal dari daerah wabah, saya minta untuk sementara dihentikan atau dilarang masuk ke Kabupaten Pasuruan. Ini semata-mata untuk mengantisipasi penyebaran PMK pada sapi-sapi kita,” jelas Gus Irsyad.
Sekadar diketahui, PMK disebabkan oleh virus dan menyerang hewan sapi, kambing, domba, unta dan babi. Kecepatan penularan antara 90-100 persen. Penyebaran PMK itu bisa lewat lesi pada kaki dan sela jari maupun air liur hewan yang positif terinfeksi.
Gus Irsyad kembali menegaskan apabila suatu wilayah terdiagnosa PMK, semua ternaknya tidak diperbolehkan keluar daerah.
“Jika ada satu sapi yang dinyatakan positif PMK, maka ternak lainnya tidak boleh keluar ke wilayah lainnya. Harus diisolasi sembari diobati. Kandangnya pun juga harus disemprot desinfektan,” urai Gus Irsyad. [hil.dre]