Bupati Madiun Kunjungi Desa Bandungan Terdapat Empat Orang Positif Covid-19

Bupati Madiun, H Ahmad Dawami tampak memberikan arahan perihal penanganan penyebaran Covid-19 di Desa Bandungan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Minggu malam (7/6). [sudarno/bhirawa]

Kabupaten Madiun, Bhirawa
Bupati Madiun, H Ahmad Dawami bersama Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (TGTPP) Covid-19 Kabupaten Madiun, melakukan kunjungan ke Desa Bandungan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Minggu malam (7/6). Kunjungan Bupati dan TGTPP Covid-19 ini, memberikan mediasi edukasi kepada perangkat desa tentang penangan Covid-19, karena di Desa Bandungan ini terdapat empat orang yang dinyatakan positif Virus Corona beberapa waktu lalu.

”Mengetahui situasi sekarang ini, physical distancing seharusnya merupakan kebutuhan hidup manusia. Memakai masker, misalanya, bukan karena keharusan melainkan karena butuh keselamatan,” kata Bupati Ahmad Dawami mengawali sambutannya.

Menurut orang nomor satu di Pemkab Madiun ini, sebelum berangkat ke Amerika, Bupati Ahmad Dawami mengaku membaca banyak literasi tentang Virus Corona. Untuk mencegah virus ini, menurut WHO, memang harus taati protokol kesehatan. Baik tidaknya imun, siapapun dapat terpapar virus asal Wuhan itu. Jika imunnya baik, akan menjadi Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bisa menularkannya ke siapa saja. Sementara jika tidak baik, akan muncul indikasi yang mengarah ke penyakit ini.

Menurut Bupati Madiun, Virus Corona dapat memasuki tubuh melalui tiga pintu, yakni mata, hidung, dan mulut kemudian mereplikasi diri di tenggorokan. Ketika sampai di tenggorokan, tubuh merespons dengan demam, itulah perlunya pengecekan suhu. Kemudian ketika turun ke saluran pernapasan paru-paru, virus kembali berkembang biak. Saat inilah terjadi peperangan antara virus dengan imun tubuh, untuk menentukan apakah seseorang ini terpapar atau menjadi OTG.

Karena itu, lanjut bupati, masker sangat dibutuhkan untuk menghambat droplet yang keluar dari orang lain, karena menutup sebagian besar pintu penularan. Lebih aman lagi jika benteng pertahanan dibangun dengan menjaga jarak sejauh 2 meter dengan yang lain. ”Jika bisa menjaga mata, hidung, dan mulut, insya Allah kita bisa terhindar dari virus,” ungkapnya.

Terkait konsep New Normal yang dimaklumatkan Kemendagri, kata bupati, bukan berarti sudah tiba waktunya untuk bersuka cita. ”Kita hanya menjalani kehidupan yang tidak wajar ketika diterapkan dalam keadaan normal,” tegasnya. [dar]

Tags: