Bupati Madiun Launching Bantuan Beras Kurangi Tekanan Ekonomi PPKM Darurat

Bantuan beras untuk PKH dan BST khususnya di Kabupaten Madiun ini dilaunching sekaligus diberangkatkan bantuan oleh Bupati H. Ahmad Dawami di saksikan Kepala Perum Bulog Sub Divre Madiun, Ahmad Mustari di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Selasa (27/7). [sudarno/bhirawa]

Kabupaten Madiun, Bhirawa
Seiring penerapan PPKM Darurat akibat adanya lonjakan kasus Covid – 19, maka pemerintah melalui Kementerian Sosial RI juga memberikan bantuan tambahan berupa beras 10 kg kepada PKH (Program Keluarga Harapan) dan penerima BST (Bantuan Sosial Tunai). Bantuan beras untuk PKH dan BST khususnya di Kab. Madiun ini dilaunching oleh Bupati H. Ahmad Dawami di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Selasa (27/7) sebelum akhirnya didistribusikan kepada Keluarga Penerima Manfaat.

Launching ditandai penyerahan beras secara simbolis oleh Bupati kepada perwakilan disaksikan oleh Kepala Perum Bulog Sub Divre Madiun, Ahmad Mustari dengan memberlakukan prokes sangat ketat. Kemudian Bupati melepas armada yang mengangkut beras bantuan untuk PKH dan BST itu. Di Kab. Madiun yang mendapat bantuan beras ini untuk PKH berjumlah 22.634, sedangkan untuk BST berjumlah 45.686, dengan total beras sebanyak 683,020 ton.

Bupati menjelaskan bantuan ini sebagai upaya pemerintah untuk meminimalisir tekanan ekonomi masyarakat akibat penerapan PPKM Darurat oleh pemerintah. Apalagi dimana-mana termasuk di Kab. Madiun saat ini kasus aktif masih tinggi, sehingga Bupati berharap tambahan bantuan beras ini dapat bermanfaat.

“Saya pesan kalau ada yang menerima beras yang kurang berkualitas langsung sampaikan ke tim di desa untuk kita ganti. Tapi saya yakin kualitas berasnya layak karena kita ambil dari hasil panen petani di Madiun. Petaninya dapat pemasukan, dan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) mendapatkan bantuan berasnya. Jadi dua-duanya untung,” ungkap Bupati.

Ditempat yang sama, Kepala Perum Bulog Kancab Madiun menjamin kalau beras untuk bantuan ini kualitasnya premium, karena berasnya baru yang diambil dari petani di wilayah Madiun. “Kalau ada yang kurang layak, akan kita ganti,” tandasnya.[dar]

Tags: