
Suasana Road To Digitalisasi Kabupaten Madiun dengan me-launching e-retribusi pasar oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami yang didampingi Direktur IT dan Digital Bank Jatim dengan menyentuh layar video tron di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Rabu (20/9). [sudarno/bhirawa]
Road To Digitalisasi Kabupaten Madiun dengan me-launching e-retribusi pasar oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami yang didampingi Direktur IT dan Digital Bank Jatim dengan menyentuh layar video tron. Kemudian dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama siskeudes secara simbolis oleh Kades Klecorejo dan Pimpinan Bank Jatim Cabang Madiun di Pendopo Ronggo Djoemeno, Caruban, Rabu (20/9)
Dalam laporannya, Pimpinan Bank Jatim Cabang Madiun mengatakan, kegiatan ini terselenggara sebagai bentuk apresiasi kepada Kabupaten Madiun yang sudah mengimplementasi aplikasi siskeudes (Sistem Keuangan Desa) secara serentak di seluruh desa di Kabupaten Madiun yang berjumlah 198 desa, dan ini satu-satunya di Jawa Timur.
Ditambahkannya, Road To Digitalisasi Kabupaten Madiun ini didalamnya terdapat e-retribusi pasar digital, kebersihan digital, pasar on line dan juga Bumdes mitra bank jatim. Dan hingga saat ini (Selasa,19/9/2023) sebanyak 71 Bumdes di Kabupaten Madiun menjadi mitra Bank Jatim dan jumlah ini terbanyak di Jawa Timur.
Sementara itu, Bupati Madiun dalam sambutannya mengungkapan, e retribusi adalah sebuah alat agar masyarakat percaya, kalau bayarnya menggunakan e-retribusi tidak ada yang dikorupsi karena langsung masuk ke kas daerah.
Dikatakan Bupati Madiun, pihaknya tidak mengejar nominal semata, karena hingga kini pihaknya masih konsen ke pemberdayaan masyarakat yang ujungnya sebuah kemandirian. Kemudian Bupati bercerita, jika dulu di Alun-Alun Reksogati masih sepi, sehingga pedagang tidak buka tiap hari. Akhirnya para pedagang dikumpulkannya, dan diijinkan jualan dan tidak ditarik retribusi, dan hari ini Alun-Alun Reksogati tiap hari ramai.
“Esensi pemberdayaan itu, lebih baik kita untungnya Rp 10 juta tapi yang kerja dan yang ikut serta di dalamnya 200 orang, dari pada PADes-nya Rp 200 juta namun yang kerja cuma 10 orang. Saat ini lagi banyak-banyaknya orang mau bangkit untuk memberdayakan diri. Makanya kita masih menemani dan membimbing mereka agar bisa mandiri (membuka usaha sendiri),” ujar Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing.
Dikatakan Bupati, bahwa kabupaten yang dipimpinnya ini mulai tahun 2020-2023 merupakan daerah tercepat menyalurkan dana desa ditingkat nasional, dan memang membangunnya sulit tapi semua sudah jalan. Untuk itu, semua harus dikontrol baik kualitas perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasinya sehingga dibutuhkan aplikasi Siskeudes.
“Ini kita naik lagi, yakni kita jalankan siswaskeudes. Ketika ini sudah jalan, Bumdes menjadi wadah dari berbagai kegiatan di desa, dan ini akan kita kawal betul-betul. Harapannya ini menjadi semangat bagi semuannya, dan harus memaknai semua aplikasi sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan kita. Namun karena belum semua masyarakat mengerti aplikasi ini, sehingga yang manual juga harus jalan,” pesan Bupati Madiun. [dar.bb]