Bupati Madiun Resmikan Gedung Perpustakaan di Mejayan

Bupati Madiun, H. Muhtarom, S.Sos menandatangani payung saat peresmian gedung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Madiun, di Mejayan Kab Madiun, didampingi Wabup Madiun, Drs. Iswanto, M.Si (kanan) dan Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Madiun Ir. Bonifatius Eko Yunianto, M.Si (paling kiri). [sudarno/bhirawa]

(Program Minat Baca Harus Lebih Mendekat ke Masyarakat)
Kab Madiun, Bhirawa
Semua ini berada dalam dua dunia. Dunia nyata dan dunia maya atau digital yang pengaruhnya sudah masuk ke dalam berbagai sendi kehidupan, termasuk budaya membaca. Dimana orang lebih asyik bermain gawai atau gadget daripada membaca buku. Sehingga tantangan minat baca pun juga berubah. Sekarang tantangannya adalah bagaimana masyarakat di perkotaan dan di pedesaan dapat dengan mudah mengakses buku bacaan. Maka, strateginya adalah program minat baca khususnya perpustakaan harus lebih mendekatkan diri ke masyarakat.
Minat baca ini penting, dengan melalui kebiasaan membaca buku, masyarakat akan memiliki tingkat kedalaman dalam memahami persoalan. Sehingga akan kritis dan tidak mudah terhasut oleh berita bohong atau hoaks. Masyarakat akan lebih mudah menemukan solusi karena memiliki wawasan yang luas. Dengan membaca masyarakat juga akan memiliki modal untuk mengimbangi masifnya pesan di media sosial yang kadang berdampak negatif. Dalam hal ini perpustakaan dapat menjadi pilar menjaga perilaku masyarakat melalui pilihan cara berbahasa yang santun.
Demikian dikatakan Bupati Madiun H. Muhtarom, S.Sos saat membuka pekan Minta Baca Pemkab. Madiun Tahun 2017 dan sekaligus meresmikan Gudung Perpustakaan Kab. Madiun di Mejayan – Caruban, Senin (24/7).
Menurut Bupati Muhtarom, Pemkab. Madiun sangat peduli terhadap upaya menumbuhkan budaya literasi, karena memang ini telah masuk dalam penjabaran visi Kab. Madiun lebih sejahtera tahun 2018. Karena itulah, di Kota Mejayan, sebagai pusat pemerintahan, telah membangun sebuah gedung perpustakaan berlantai dua yang cukup megah dan representatif. Seperti dapat di lihat disini.
Dengan keberadaan gedung perpustakaan ini, saya melihat telah mempengaruhi gaya hidup   (life style) masyarakat disini khususnya generasi muda. Dalam mengisi waktu luang, mereka memanfaatkannya dengan berlama-lama di perpustakaan. Ini perubahan yang sangat positif. Maka yang diperlukan ke depan adalah kreatifitas dan terobosan dari pengelola perpustakaan umum ini agar tidak monoton dan membosankan.
Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Madiun Ir. Bonifatius Eko Yunianto, M.Si melaporkan, gedung perpustakaan Kab. Madiun yang baru ini sudah  dilengkapi dengan sarana prasarana yang lengkap mengacu pada standar perpustakaan nasional. Antara lain ruang baca untuk anak, ruang baca dewasa, ruang koleksi, ruang referensi, ruang edukasi anak, ruang pelayanan, ruang multi media serta pengembangan perpustakaan digital.
Tidak hanya itu, lanjutnya  gedung perpustakaan juga akan dilengkapi dengan ruang audio visual berteknologi tiga dimensi serta ruang digital atau digital lounge yang akan diperuntukkan untuk mengakomodir anak-anak generasi muda kita yang hobi dan memiliki keterampilan dan profesi di bidang pengembangan teknologi informasi atau dikenal sebagai IT Developer, seperti programer, animator, blogger, youtubber, webdesigner, dan bahkan kegiatan jual beli online. Hal ini penting karena saat ini bidang pengembangan ekonomi kreatif utamanya pekerjaan online seperti itulah yang sedang dan kedepan akan terus berkembang.
Perlu diketahui, pembudayaan minat baca di Kab. Madiun didukung oleh keberadaan perpustakaan sekolah tingkat SD/MI sebanyak 186 unit, tingkat SMP/MTs sebanyak 79 unit, tingkat SMK/SMK/MA sebanyak 42 unit. Selain itu juga memiliki perpustakaan desa sebanyak 66 unit dan taman bacaan masyarakat (TBM) yang aktif sebanyak 21 unit.
Selain itu, dalam rangka promosi minat baca juga dioperasionalkan 3 unit mobil perpustakaan keliling ( mpk ) yang melayani tidak kurang 300 titik lokasi pelayanan membaca, mpk tersebut juga melayani program layanan internet untuk anak-anak desa tepian hutan  (disingkat literasi hutan). Perlu diketahui, bahwa budaya literasi di Kab. Madiun juga didukung penuh oleh para penggiat literasi. Yaitu mereka yang dengan sukarela mendedikasikan diri,  menularkan virus gemar membaca kepada masyarakat. [dar]

Tags: