Bupati Malang Ajak PNS Hormati Jasa Pahlawan

Peserta upacara saat memperingati Hari Pahlawan 10 November, di halaman Pendapa Agung Kabupaten Malang. [cahyono/bhirawa]

Peserta upacara saat memperingati Hari Pahlawan 10 November, di halaman Pendapa Agung Kabupaten Malang. [cahyono/bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Presiden Pertama Republik Indonesia Ir Soekarno, pernah menyatakan pada pidato Hari Pahlawan 10 November 1961, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”. Demikian kutipan yang disampaikan Bupati Malang H Rendra Kresna, Kamis (10/11) saat menjadi menjadi inspektur upacara Hari Pahlawan 10 November 2016, di halaman Pendapa Agung Kabupaten Malang.
Menurut Rendra, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. “Sehingga kita semua harus mengenang dan menghormati jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.
Selain itu, Bupati Malang juga mengingatkan kepada seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan peserta upacara, bahwa para pahlawan kemerdekaan ketika merebut kembali bangsa Indonesia tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena para pejuang untuk merebut bangsa ini, tidak hanya mengorbankan tenaga dan material saja, tapi nyawapun menjadi taruhannya.
“Kita yang tidak ikut berperang melawan penjajah, tapi kita saat ini memiliki kewajiban dan tanggungjawab mempertahankan dan menjaga NKRI, serta semangat persatuan untuk membangun sebuah negara. Agar bangsa Indonesia menjadi negara yang kuat dan disegani oleh bangsa lain,” ujar Rendra.
Untuk itu, lanjut dia, peristiwa 10 November di Surabaya itu, kita dijadikan pelajaran moral dalam menghadapi tantangan seberat apapun jangan sampai menyurutkan semangat perjuangan. Karena Bung Karno juga pernah mengingatkan, “Kelemahan jiwa kita ialah, bahwa kita kurang percaya kepada diri kita sendiri sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar – negeri, kurang percaya-mempercayai satu sama lain. Padahal kita ini pada asalnya ialah rakyat gotong-royong, kurang berjiwa gigih melainkan terlalu lekas mau enak dan cari gampangnya saja”.
Pernyataan Bung Karno tersebut, menurut Rendra relevan untuk disampaikan saat ini mengingat sebagian dari masyarakat Indonesia saat ini makin menipis rasa harkat nasionalnya (National Dignity). Serta makin menipisnya rasa bangga dan rasa-hormat terhadap kemampuan dan kepribadian bangsa dan rakyat sendiri. [cyn]

Tags: