Bupati MKP Peduli Kearifan Budaya Lokal

Bupati MKP menyerahkan wayang gunungan pada Ki Dalang Danu Supriadi sebelum pementasan di Pemandian Ubalan, Pacet. [karyadi/bhirawa]

Bupati MKP menyerahkan wayang gunungan pada Ki Dalang Danu Supriadi sebelum pementasan di Pemandian Ubalan, Pacet. [karyadi/bhirawa]

Kab Mojokerto, Bhirawa.
Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa (MKP) menghadiri pagelaran wayang kulit yang berlangsung di venue pelataran Parkir Wisata Pemandian Ubalan, Kec Pacet, Jumat (18/9) malam. Orang pertama di jajaran Pemkab Mojokerto itu menyaksikan pagelaran wayangan dengan lakon Wahyu Mangkuto Romo yang dipadati ratusan pengunjung. Dihadapan massa yang menyaksikan wayangan, Bupat MKP menyatakan dukungan penuh upaya pelestarian atau nguri-uri budaya.
”Apalagi budaya yang bernilai kearifan lokal yang kental dan sarat makna luhur. Seperti wayang yang juga sebagai media komunikasi, dialog, dan media pembelajaran dan tata krama yang menghibur,” urai MKP seraya berharap agar taji seni wayang tak akan tergeser westernisasi dan gerusan budaya modern.
Bupati berusia 42 tahun ini mengaku kini cukup menguras perhatian melihat kenyataan, bahwa nilai budaya asli warisan leluhur nan adiluhung, porsinya banyak dirajai dan didominasi pop culture atau budaya yang berkembang mengikuti perubahan zaman yang lebih banyak ditentukan industri komunikasi seperti film, televisi, media sosial, dan industri iklan sebagai contohnya.
”Budaya lokal yang kita miliki ini harus harus bisa menjadi tuan bagi rumah kita sendiri, jangan sampai budaya asli kita terusir,” ungkapnya dihadapan seluruh Kades se-Kec Pacet yang juga turut hadir.
Bupati juga menambahkan, kontrak Wisata Ubalan dengan pihak swasta akan segera berakhir di tahun depan. Ia mengajak kepada semua otoritas lingkup Pemkab untuk melakukan brainstorming atau pemetaan strategis, untuk memaksimalkan Wisata Ubalan.
”Pelataran parkir Ubalan ini sangat potensial sebagai tempat pagelaran kesenian budaya wayangan seperti contohnya malam ini. Sentra pedagang oleh-oleh khas bakal kita maksimalkan dan perbaiki sebagai fasilitas penunjangnya,” ungkap Bupati MKP.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kab Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, yang juga hadir dalam pagelaran wayangan menuturkan, usaha pelestarian budaya akan terus digalakkan dengan menggelar pertunjukan budaya seintens mungkin di tiap kecamatan yang diharapakan menjadi kegiatan wajib berkala.
”Negara manapun yang menjaga dan melestarikan budaya asli terbukti bisa maju, hal itu menjadi cermin bagi kita semua pihak yang mempunyai otoritas, agar menjadikannya role-model yang baik. Disporabudpar Kab Mojokerto khususnya, akan terus berusaha melakukan dan merancang kegiatan pelestarian budaya sebagai aset intangible yang berharga,” papar Didik.
Demikian juga Camat Pacet, Budiono, di kesempatan yang sama juga berkomentar soal pagelaran wayang yang dimainkan Ki Dalang Danu Supriadi asal Kec Kemlagi itu. Secara tegas dia menyatakan akan terus mendukung upaya-upaya Pemkab dan Bupati dalam menaikkan citra Kab Mojokerto yang berkomitmen menjaga tradisi dan kultur Majapahitan itu.
”Warga Desa Pacet berharap ke depan kedua sektor (pariwisata dan kesenian), bisa berkolaborasi dengan baik,” harap Budiono.
Sebelum dimulai pagelaran Wayang, diawali dengan penyerahan wayang gunungan pada Ki Dalang Danu Supriadi. [kar.adv]

Tags: