Bupati Nganjuk Prioritaskan Normalisasi 40 Sungai

Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat meninjau aliran sungai yang akan dinormalisasi karena telah mengalami pendangkalan dan menyebabkan banjir. [ristika/bhirawa]

Pemkab Nganjuk, Bhirawa
Banjir tahunan yang kerap terjadi di sejumlah wilayah Kabupaten Nganjuk lebih diakibatkan buruknya pemeliharaan daerah aliran sungai. Karena itu, untuk tahun anggaran 2021 ini sedikitnya ada 40 sungai bakal dilakukan normalisasi.

Sebagai upaya Pemkab Nganjuk untuk mengurangi potensi banjir akibat pendangkalan sungai sepertinya tidak dapat ditunda lagi. Sedangkan jumlah sungai dan saluran air yang akan dinormalisasi t masih dapat berubah tergantung dari skala prioritas dan potensi bencana yang diakibatkan.

Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat meninjau sejumlah daerah aliran sungai bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Drs. Gunawan Widagdo, M.Si.

Seperti tanggul sungai Bodor yang berada di Dusun Jegles Desa Plosorejo Kecamatan Pace yang jebol, dikhawatirkan akan menggenangi sawah milik warga.

“InsyaAllah, setelah pengukuran selesai dan perhitungan anggaran selesai, tanggul akan segera dibangun, ini semboyan saya, diskusi masalah lapangan ya diselesaikan langsung di lapangan,” terang Bupati Novi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PUPR Gunawan Widagdo menjelaskan bahwa sebenarnya sungai ini merupakan wilayah balai besar, tapi karena bencana alam maka pemerintah kabupaten Nganjuk akan berusaha semaksimal mungkin.

“Kita akan melakukan perbaikan, perkuatan personil dan penanganan darurat serta bekerja sama dengan BPBD agar BPBD membuat pernyataan darurat, membuat RAB, dan mengambilkan dari anggaran belanja tak terduga,” ungkap Gunawan.

Gunawan juga menambahkan, dalam proses penanganan darurat ini seperti saat ini tidak bisa ditentukan waktunya. “Karena waktu itu fungsional, maka harus cepat dalam penanganannya,” tambah Gunawan Widagdo.

Lebih lanjut, Gunawan membeberkan fakta hujan dengan intensitas yang tinggi merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir di beberapa wilayah Kabupaten Nganjuk diawal tahun 2021 ini.

Sehingga bencana banjir yang sering melanda disaat musim hujan pada tahun ini menjadi perhatian khusus Pemkab Nganjuk. “Langkah menormalisasi sungai tersebut menjadi salah satu solusi yang akan dilakukan pada tahun ini agar tidak terjadi bencana banjir,” kata Gunawan.

Dijelaskan Gunawan, selain terdapat 40 titik sungai juga ada 28 saluran air yang akan dilakukan normalisasi. Sesuai hasil pemetaan Dinas PUPR, ada beberapa lokasi yang akan menjadi prioritas, mulai sungai di Desa Mojorembun Kecamatan Rejoso, sungai Bodor Kecamatan Pace, dan saluran air di Kelurahan Ploso.

Diakui Gunawan, memasuki musim penghujan sekarang ini banyak sungai yang meluap disebabkan oleh berbagai sebab. Yakni mulai dari tanggul jebol, tersumbat sampah, hingga terjadi penumpukan sedimen yang terbawa dari dataran tinggi.

Penumpukan sedimen salah satunya terjadi di sungai Mojorembun yang selama musim hujan ini sudah tiga kali meluap. “Sedimen tersebut berasal dari wilayah Wilangan yang terbawa air dan menumpuk di sungai Mojorembun tersebut,” ucap Gunawan.

Dampak dari luapan sungai Mojorembun tersebut, tambah Gunawan, sungai dengan lebar enam meter itu meluap dan merendam ratusan hektare sawah. Untung saja, mayoritas tanaman di sawah masih diawal masa tanam sehingga kerugian petani tidak terlalu besar.

Meski demikian, imbuh Gunawan, kondisi banjir tersebut tetap harus dipertimbangkan karena jika dibiarkan akan berdampak buruk ke sektor yang lain.

“Makanya, normalisasi akan dikerjakan secepatnya dilakukan tahun ini. Dinas PUPR juga akan fokus dalam penanggulangan rawan bencana,” pungkas Gunawan. [ris]

Tags: