Bupati Nganjuk Upaya Keras Memutus Rantai Kemiskinan

Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengunjungi rumah keluarga sangat miskin Khoirul Anam dan Surami di Desa Kepanjen Kecamatan Pace.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Kemiskinan adalah permasalahan yang dialami semua negara di dunia ini. Di negara-negara maju sekalipun, kemiskinan menjadi permasalahan yang terus diupayakan untuk diatasi. Demikian juga dengan di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pernyataan tersebut dilontarkan Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat saat mengunjungi rumah keluarga Khoirul Anam dan Surami di Desa Kepanjen Kecamatan Pace. Lebih lanjut, Bupati Novi Rahman mengatakan jika pemerintah selalu berusaha mengatasi masalah kemiskinan dengan berbagai instrumen kebijakan dan melalui pelaksanaan program-program pembangunan. Mengatasi kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh dan mendasar yang melibatkan berbagai sektor yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
“Kita harus memutus rantai kemiskinan, karena itu yang menjadi penyebab utama anak putus sekolah. Sehingga kalau ini tidak diputus mata rantai kemiskinan akan bertambah,” tutur Bupati Novi Rahman.
Rantai kemiskinan, dikatakan Bupati Novi Rahman merupakan sumber utama penyebab terputunsya anak-anak untuk menuntut ilmu di bangku sekolah. Karena dengan kemiskinan, orang tua akan menurunkan generasi miskin berikutnya untuk anak-anaknya. Menurut Bupati Novi Rahman kemiskinan berdampak luas terhadap masyarakat, salah satunya derajat kesehatan juga akan menurun. Disamping itu akan membuat beban untuk generasi berikutnya.
“Kemiskinan mengakibatkan anak tidak bisa sekolah serta berdampak pula pada kesehatan yang tidak layak. Salah satunya anak akan terlihat kurang sehat sehingga perkembangan fisik dan kepandainya juga kurang optimal. Dari kemiskinan itu, anak tersebut juga tidak mempunyai pekerjaan tetap dan tidak bisa mengembangkan diri. Karena tidak mampu bersekolah, ketika dia berkeluarga menurunkan kebawah lagi serta menjadikan beban beban berikutnya kepada turunannnya,” jelasnya.
Demikian halnya yang menimpa keluarga Khoirul Anam, dimana lelaki usia 45 tahun itu mengalami stroke sejak Desember 2018 silam. Keluarga Khoirul Anam bersama Surami dan dua anaknya tinggal di rumah gubuk bambu ukuran 4 kali 6 meter. Dinding bambu yang entah dibangun sejak kapan sudah tidak dapat dikatakan sebagai dinding. Dinding bambu rumah Khoirul Anam sudah koyak disana-sini seolah tidak ada lagi batas antara rumah dengan halaman.
Surami yang kini menjadi tulang punggung keluarga juga hanya bekerja serabutan untuk sekedar memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Mengetahui kondisi tersebut, Bupati Novi Rahman langsung memerintahkan Dinas Sosial untuk segera melakukan tindakan cepat untuk membangun rumah keluarga Khoirul. Selain itu, biaya dua anak sekolah juga akan ditanggung oleh pemerintah termasuk seragam sekolah.
Bupati mengajak kepada pihak swasta untuk membantu memutus kemiskinan dengan dana corporate social responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. Dalam waktu dekat, ribuan keluarga di Kabupaten Nganjuk dengan kondisi ekonomi seperti keluarga Khoirul Anam dan Surami akan mendapatkan bantuan sesuai dengan kebutuhannya, termasuk rehab rumah yang layak huni.(adv.ris)

Tags: