Bupati Pamekasan: Puskesmas Pusat Edukasi dan Pelayanan Harus Membangun Kepercayaan

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam didampingi pimpinan DPRD dan Asisten Bidang Kesra, Moh Tarsun, sedang menandatangani prasasti peresmian Puskesmas di Desa Larangan Badung. [syamsudin/bhirawa]

Pamekasan, Bhirawa
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menandaskan, Puskesmas sebagai pusat edukasi dan pelayanan kesehatan harus mampu menciptakan Tras (kepercayaan, Red) sebagai minta pemerintah, dan khusus dalam melayani kesehatan masyarakat.
“Yakni, yang sakit diedukasi bagaimana tidak sakit. Pelayanan yang excellent dan profesional. Pelayanan call car di kabupaten Pamekasan ini akan jadi andalan pelayanan prima pemerintah,” katanya.
Diacara peresmian UPT Puskesmas Larangan Badung, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Senin (13/4). Hadir Ketua DPRD Pamekasan, Asisten Bidang Kesra, Plt Dinas Kesehatan, Foroimda, Forpimka, Kepala dan staf UPT Puskesmas Badung dan Ulama.
Menurut Bupati, puskesmas ini sejak lama didambakan para tokoh dan masyarakat Diharapkan sepi bukan yang rame. Karena bila rumah sakit maupun puskesmas sepi berarti masyarakatnya sehat, sebalik bila rame maka masyarakat kurang sehat.
Peresmian ke 21 puskesmas, Bupati menekankan, sebagai pusat pelayanan mitra pemerintah dan masyarakat jangan masyarakat dijadikan objek tapi sebagai subyek strategi dalam memberi pelayanan kesehatan.
Maka itu, kitw harus lebih membangun tras. Kalau bisa sejak di luar pagar, loby sampai pusat pelayanannya. “Tentu, Tras bisa kita bangun bila diawali Salam, senyum da ramah tamah. Karena senyum dan syukur mampu memberi energi luar bisa membangun kesehatan yang excellent dan profesional,” ujar.
Mengenai musibah Covid 19, kata Baddrut Tamam, bukan saja mengganggu kehidupan masyarakat tetapi mengganggu seluruh sendi kehidupan. Mulai pertumbuhan ekonomi dan daya beli menurun. Pusat pelayan pemerintahan harus dibagi sedemikian rupa dan beberapa masyarakat, bahkan semua mengeluh.
Pemerintah mengajak agar tetap optimis dalam kondisi dan situasi apa pun. Dulu populer, “Berakit-rakit dahulu dan bersenang-senang kemudian”. Kalimat ini di jaman itu sangat cocok. Namun, saya memilih bersyukur dahulu, berbahagia, bekerja keras dulu baru sukses kemudian.
Dijelaskan, Musibah Covid 19, tiga kategori masyarakat patuh akan bahaya wabah, masyarakat acuh tak acuh, masyarakat anti panti. “Yang ini sangat berat bagi pemerintah. Maka puskesmas mampu mengedukasi mereka patut aturan pemerintah. Puskesmas sukses mengedukasi rakyat. Saya yakin, wabah corona ini akan bisa atasi,” tambahnya. [din.adv]

Tags: