Bupati Panen Raya Padi, Kab Madiun Over Pangan 270.000 Ton Setara Beras

Bupati Madiun panen raya padi di Desa Sidorejo Kec. Wungu Kab. Madiun Jumat (16/3). Tampak dari kiri Kasdim 0803 Madiun, Kompol Inf. Mulyadi, Bupati Madiun, H. Muhtarom, S.Sos, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kab Madiun, Moch Nadjib, SP. MM, Camat Wungu, Achmadi, S.Sos,M.Si. [sudarno/bhirawa]

(Petani Yang Puso Diganti Rp 6 Juta/Ha dan Peternak Gagal Dapat Rp 10 Juta)
Kab.Madiun, Bhirawa
BUPATI Madiun bersama dengan petani mengadakan panen raya padi aplikasi tanaman sebaran di hamparan 196 hektare yang menghasilkan 6,5 ton – 7 ton /hektare di Desa Sidorejo Kecamatan Wungu Kab Madiun dilanjutkan sarasehan pertanian “Peningkatan Produksi Padi Kabupaten Madiun Tahun.2018”, Jumat (16/3).
“Syukur alhamdulillah, panen raya padi di Desa Sidorejo Kecamatan Wungu ini, bisa menghasilkan yang memuaskan. Ini setidaknya dapat mendukung Kabupaten Madiun yang merupakan lumbung pangan di Jawa Timur belahan barat ini, Terbukti, setiap tahun lahan pertanian tidak kurang dari 90.000 hektar bisa menghasilkan 570.344 ton gabah kering atau over pangan 270.000 ton setara beras,”kata Bupati Madiun, H. Muhtarom, S.Sos pada panen raya padi di Desa Sidorejo Kec. Wungu Kab Madiun.
Meski demikian, kata Bupati Muhtarom, tentunya petani jangan terlena dengan keberhasilan yang telah dicapainya tersebut. Karena, sekarang sudah mau memasuki MK 2 diharapkan para petani untuk melakukan penanaman padi-padi-polowijo, agar tanamannya tidak mudah terserang hama. Selain itu mengaharap para gapoktan untuk selalu berkoordinasi dengan PPL dinas pertanian dan mantri bidang pertanian agar nanti mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan tepat.
Kesempatan itu, setelah mengetahui hamparan tanaman padi menguning, Bupati Madiun dan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, kagum adanya inovasi dan trobosan yang dilakukan masyarakat di Desa Sidorejo juga terdapat tanam sebar, yang tidak memerlukan pembenihan, penanaman dan “daut”. Dengan melakukan tanam sebar ini tidak memerlukan tenaga kerja yang bayak, karena mencari “tenaga/orang” untuk melakukan tanam padi sekarang susah.
“Hal seperti ini, bukti nyata sekarang petani juga harus pandai berteknologi agar kedepan hasil pertaniannya lebih baik, biaya produksinya bisa minim hasilnya tetap melimpah dan keuntungannya bertambah,”terang bupati Muhtarom memuji.
Bupati Muhtarom juga mengapresiasi para petani agar lebih berinovatif, para petani harus memiliki jiwa pebisnis. Petani juga jangan mudah menjual padinya di tempat (disawah setelah selesai panen. Red), diharapkan agar petani menjualnya dalam bentuk beras, tepung atau berupa makanan sehingga hasil atau keuntungannya dapat di rasakan. Selain itu petani harus bisa bekerja sama dengan pihak perbankan karena perbankan juga bisa memberikan kemudahan kredit kepada petani.
Adapun permohonan bantuan yang disampaikan masyarakat pada saat sarasehan kepada Bupati Madiun, antara lain, jalan usaha tani, jaringan irigasi, mesin pompa air, traktor dan beberapa bibit tanaman. Kesempatan itu, Bupati Muhtarom, langsung menanggapi permohonan masyarakat tersebut agar masyarakat mangajukan proposal terlebih dahulu. Karena, untuk anggaran tahun ini sudah diputuskan bersama DPRD Kabupaten Madiun, dan untuk bantuan ini nantinya bisa di masukkan pada saat PAK atau APBD pada tahun depan.
Dijelaskan oleh Bupati Muhtarom kepada wartawan usai panen raya padi di Desa Sidorejo, soal tanaman padi dan hasilnya di Kab Madiun setiap tahunnya selalu over. Setiap tahun lahan pertanian di Kab Madiun tidak kurang dari 90.000 hektar bisa menghasilkan 570.344 ton gabah kering atau over 270.000 ton setara beras.
“Hal ini bisa dibuktikan, setiap tahun produksi tanaman padi mencapai 570.344 ton gabah kering. Jika dikurang untuk kebutuhan bahan pokok makan penduduk Kab Madiun 700.000 jiwa diperhitungkan masih terdapat over 270.000 ton setara beras,”papar bupati menjelaskan.
Ditegaskan oleh bupati Muhtarom, Pemkab Madiun terus mencari terobosan IP 4 untuk. meningkatkan kesejahteraan petani. Dihimbau bagi lahan pertanian yang subur disarankan tanam 4 kali padi dalam setahun dengan jenis benih IR 4 dan Sideng. Sebaliknya, lahan pertaniannya yang kurang subur, tanam padi, padi dan polowijo. “Dalam hal ini, jangan sampai dipaksakan tanam 4 kali padi terus. Nanti, kalau dipaksakan, panen padi tidak mmaksimal terus petani nggedumel,”ungkap bupati.
Kesempatan itu, bupati menyarankan agar warga desa yang miskin atau kurang mampu untuk dibuatkan perdes suatu kebijkanan desa agar warga miskin yang ada diikutkan asuransi tani dan ternak. Dicontahkan sekarang ini pemerintah telah memberikan ganti rugi kepada petani yang lahan pertaniannya puso atau gagal panen dapat ganti uang Rp 6 juta/hektare dan peternak yang gagal Rp 10 juta. [dar.adv]

Tags: