Bupati Saiful Ilah Sayangkan Pembatalan Rapat Lumpur

lumpur-lapindoSidoarjo, Bhirawa
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah kecewa dengan pembatalan rencana pertemuan dengan Dewan Pengarah Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo yang direncanakan Selasa (9/9) hari ini. Pembatalan disebabkan karena Ketua Dewan Pengarah BPLS, Djoko Kirmanto secara mendadak berhalangan karena ada kegiatan lain.
Sebelumnya Saiful Ilah bertemu dengan Djoko Kirmanto dan jajaran dewan pengarah BPLS. Dalam pertemuan itu, disepakati menjadwalkan kembali pertemuan lanjutan yang intinya secara khusus membahas masalah ganti rugi korban lumpur yang tersendat. ”Pak Djoko Kirmanto ada agenda di Jawa Tengah. Jadi diundur lagi,” jelasnya.
Saiful Ilah mengungkapkan, pembatalan jadwal pertemuan itu juga disampaikan Ketua BPLS, Sunarso. Dalam komunikasi itu, Sunarso juga menyampaikan jika Djoko Kirmanto berhalangan untuk menghadiri pertemuan pada 9 September besok. Alasannya ada acara di Jawa Tengah dan dijadwalkan kembali pada 17 September.
Akibatnya Saiful Ilah kecewa dengan pembatalan rencana pertemuan pada 9 September itu. Padahal dalam kunjungannya ke Jakarta itu, dirinya ingin menyampaikan tuntutan dari warga korban lumpur. Yakni, masalah ganti rugi lumpur yang hingga kini masih macet. ”Kalo begini mau gimana lagi. Jadi molor terus,” katanya dengan nada kecewa.
Pembatalan pertemuan 9 Sepetember itu, tambahnya, sudah disampaikan ke perwakilan korban lumpur. Hal itu dilakukan agar warga korban lumpur tak kecewa dengan pembatalan pertemuan itu. Meski demikian, dirinya akan terus mendesak pemerintah agar mencari solusi terkait masalah ganti rugi korban lumpur.
Sebelum pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lengser, masalah ganti rugi itu hendaknya diselesaikan oleh pemerintah. PT Minarak Lapindo Jaya (PT MLJ) sebagai juru bayar ganti rugi korban lumpur juga mengaku mengalami masalah finansial.
Saiful Ilah juga berharap, meski pertemuan dengan dewan pengarah BPLS belum dilakukan, hendaknya warga korban lumpur membuka pemblokiran akses pengerjaan pengaliran lumpur. Kondisi lumpur yang kini terus meluap bisa membahayakan warga sekitar dan pengguna jalan yang melintas di Porong. ”Jarang antara lumpur dengan bibir tanggul sudah sejengkal. Ini bahaya,” pesannya.
Saiful Ilah berharap, warga harus memperbolehkan BPLS bekerja untuk mengalirkan lumpur. Di lain pihak, dirinya bersama dengan BPLS akan terus memperjuangkan nasib korban lumpur. ”Jika warga terus memblokir kan justru salah,” pungkasnya. [hds]

Tags: