Bupati Saiful Temukan ‘Jeglongan Sewu’ di Lingkar Timur

Bupati Saiful saat menemukan lubang besar di JLT

Sidoarjo, Bhirawa
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, menemukan 34 lubang menganga yang bisa membahayakan pengguna motor di sepanjang Jalan Lingkar Timur (JLT) Sidoarjo. Dalam Sidak bersama wartawan, Selasa (27/2) kemarin, bupati meminta Dinas PUPR secepatnya berkordinasi dengan sembilan pengembang yang mempunyai andil terhadap kerusakan jalan itu.
Sidak ini untuk menjawab tantangan wartawan akan kondisi jalan Sidoarjo yang babak belur. ”Saya sudah diajak dinas keliling Sidoarjo, tapi tidak ketemu jalan rusak. Jalan yang saya lewati mulus-mulus, Di mana ada jalan rusak,” tanyanya tidak percaya.
JLT yang panjangnya 8 km, sudah berbulan-bulan ini aspalnya mengelupas akibat kerap dilewati truk bertonase besar. ‘Jeglongan sewu’ banyak berserakan di ujung utara antara Desa Wadungasih, Siwalan Panji, Rangkah Kidul, Wedoro Klurak. Terdapat dua titik yang disinggahi Saiful, yakni Desa Siwalan Panji dan Wedoro Klurak.
Bupati menyayangkan, masyarakat yang memberi tetenger jalan berlobang dengan dua ban truk serta batu besar bongkaran rumah saat di Wedoro Klurak. Justru cara ini berbahaya, dikuatirkan pengguna motor akan terjungkal bila menabrak ban di tepi jalan atau terkena batu bata. Bupati menyigkirkan benda berbahaya itu. ”Siapa yang menaruh ban di tengah jalan ini. Ini sangat berbahaya,” terangnya.
Kerusakan jalan ini membuat bupati memerintahkan Kadis PUPR, Sigit Setyawan, untuk berkordinasi dengan sembilan pengembang yang dianggap mempunyai andil besar dalam kerusakan jalan. Secepatnya harus dilakukan, jangan menunggu lama, pintanya. Ia menyebut ada sembilan pengembang yang melakukan bisnis di kawasan JLT. Pengembang ini harus bertanggungjawab.
Sebelum menjalankan bisnis, pengembang ini sudah menandatangani perjanjian dengan Pemkab untuk bertanggungawab bila terjadi kerusakan.
Sigit mengatakan, pengembang ini menyimpan deposit yang bisa digunakan untuk membangun jalan rusak. Dana deposit itu sudah sudah lama digunakan, dan tiap tahun selalu digunakan untuk memerbaiki JLT. Hanya tanggungjawab pengembang tidak sama, tergantung dari panjang jalan yang dilewati. ”Ada hitungannya sendiri, berapa biaya yang harus dikeluarkan masing-masing pengembang,” ujarnya.
Ketua Komisi C DPRD, M Nasih, yang mendampingi bupati juga mendesak Dinas untuk memperbaiki jalan rusak. Karena banyak sekali jalan yang harus diperbaiki seperti di Betro, depan Puskesmas Bareng Krajan dan sebagainya. ”Jangan menunggu korban berjatuhan, baru dperbaiki,” pintanya. [hds]

Tags: