Bupati Sambari Ingin Kembalikan Kejayaan Gresik Seperti Tempo Dulu

Bupati Sambari didampingi Nadlif, Ketua Badan Kepegawaian Daerah (BKD) saat menerima rombongan. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto ingin mengembalikan kejayaan Gresik seperti tempo dulu. Diantaranya, menjadikan Gresik sebagai Kota Bandar atau Pelabuhan seperti jaman Nyi Ageng Pinatih dulu dan mengembalikan Gresik sebagai Kota Perikanan.
Keinginan ini disampaikan bupati dihadapan para peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional tingkat II Angkatan XIV tahun 2019. Peserta pelatihan itu berasal dari pimpinan di beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari Indonesia Bagian Timur. Mereka dipimpin Ketua rombongan Sri Kusumawardhani yang merupakan Widyaiswara Utama Pusat Latihan dan Pengembangan Pemetaan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (Puslatbang PKASN LAN).
Bupati Sambari didampingi sejumlah Kepala OPD Pemkab Gresik menerima rombongan di Ruang Mandala Bakti Praja, Selasa (30/7). Menurut pimpinan rombongan, kunjungan peserta pelatihan itu merupakan bagian dari tugas lembaga untuk menciptakan inovasi yang bisa dimarketingkan. Ada 13 peserta yang merupakan pejabat eselon II. Kunjungan mereka sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional sebagai tugas visitasi kepemimpinan.
”Ada tugas bagi mereka untuk menyusun inovasi yang bisa ‘dijual’ melalui beberapa media sosial atau media apapun untuk mempromosikan obyek yang dikunjungi. Adapun tema dari kunjungan ini adalah blue ekonomi, strategi perikanan dan kelautan,” kata Sri Kusumawardhani yang biasa dipanggil Dhani ini.
Menurut Dhani, peserta pelatihan kepemimpinan nasional yang dulunya dikenal dengan sebutan Diklatpim II ini berasal dari beberapa daerah, yaitu Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa Barat, Pemkab Kaimana, Pemkab Dompu, Pemkab Lombok Utara, Pemkab Lombok Tengah. Mereka semua adalah pejabat eselon II atau pimpinan OPD di wilayahnya.
Pada kesempatan itu, bupati didampingi Kepala Dinas Perikanan Gresik, Choirul Anam menyebutkan, upaya yang dilakukan, misalnya membangun pasar ikan modern. Untuk luas areal perikanan budidaya di Gresik dulunya mencapai 32 ribu hektar. Namun seiring beralihnya lahan menjadi areal industri saat ini luas areal tambak menjadi 28 ribu hektar.
”Namun, seiring beroperasinya Bendung Gerak Sembaya (BGS), kini banyak tambak baru. Ada beberapa pengerukan pada lahan tidur yang kemudian dijadikan tambak. Hal ini sangat mungkin bagi petani tambak yang tergusur kemudian membeli tanah kembali yang lebih luas kemudian dijadikan tambak baru, sedangkan tanah uruknya dijual,” kata bupati..
Sedangkan untuk mengembalikan Gresik sebagai Kota Bandar (Pelabuhan), menurut Bupati Sambari kini sudah terlaksana dengan selesainya Java Industries Integrated Port Estate (JIIPE) sebagai Pelabuhan International di Kecamatan Manyar, Gresik. Rencananya, Kamis besok, para peserta pelatihan ini akan mengunjungi beberapa desa nelayan yang ada di Kecamatan Ujungpangkah. [eri]

Tags: