Bupati Sidoarjo Ingin Meniru Gresik dan Surabaya 100 Persen ODF

Anak-anak usia dini di Kab Sidoarjo dicegah agar tidak mengalami kasus stunting. [alikusyanto/bhirawa]

Pemkab Sidoarjo, Bhirawa.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, ingin agar Kab Sidoarjo bisa seperti Kab Gresik, yang sudah mendeklarasikan 100 persen Bebas BAB atau open defication free (ODF) sejak tahun 2020 lalu.

Juga ingin seperti Kota Metropolis Surabaya, yang juga sudah mendeklarasikan, sejak 16 Maret 2023. Harapan itu, disampaikan saat kegiatan bedah data dan info survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Dalam rangka percepatan penurunan angka stunting, melalui verifikasi Sidoarjo open defication free (ODF) tahun 2023, belum lama ini, di Pendopo Delta Nugraha Kab Sidoarjo.

Dirinya mengatakan penyebab kasus stunting, banyak faktor. Diantaranya adalah rendahnya konsumsi gizi seimbang, buruknya ragam pangan, dan angka kesakitan yang tinggi pada ibu dan Balita.

Namun, faktor kualitas air bersih dan air minum, yang jelek, juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus stunting. Kondisi ini sangat ironis. Karena saat ini angka ODF atau bebas buang air besar sembarangan di Kab Sidoarjo sangat rendah. Karena masyarakat Sidoarjo yang BAB ke sungai, sangat tinggi.

Padahal kuman BAB, mempengaruhi air sungai, yang menjadi air baku dari air sumur dan air baku dari PDAM dan sebagai bahan pengelolaan Mamin, maka jelas akan berpengaruh.

Dirinya menyampaikan, angka ODF di Kab Sidoarjo, seperti data terbaru pada 20 Maret 2023, sebesar 57.1%. Ini artinya dari 201 desa dari 352 desa yang ada di Kab Sidoarjo, yang punya jamban sehat hanya 98.77%.

“Masih Kurang 6.470 rumah yang belum mempunyai jamban sehat, dari 527.620 rumah,” katanya. Dirinya minta semua pihak harus ikut campur tangan dalam penurunan kasus stunting di Kab Sidoarjo. Awalnya sempat 14,8%, saat ini seseuai data SSGI Bulan Agustus dan September 2022 lalu, malah meningkat menjadi 16.1%.

Kondisi di Kab Sidoarjo, perlu perhatian serius, sebab angka stunting secara nasional sesuai SSGI tahun 2022 lalu telah turun menjadi 24.4%. Dan angka stunting Jatim sesuai SSGI juga turun. Dari 23.5 % di tahun 2021 lalu, telah menurun menjadi 19.2% pada tahun 2022.

Narasumber dalam kegiatan ini, diantaranya Tim SSGI Kemenkes RI, Dirjen Kesmas Kemenkes RI, Baznas Surabaya dan Direktur WcKoen-APPSANI.

Pentingnya masalah ini, pihak DPRD Sidoarjo juga diundang, Forkopimda, OPD, para Camat, pimpinan Puskesmas, Baznas Sidoarjo dan organisasi sosial dan agama di Sidoarjo. [kus.dre]

Tags: