Bupati Sidoarjo Undang Seribu Kiai di Pandapa Kabupaten

M Qudhori [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Sebanyak seribu kiai dari 353 desa/kelurahan di Kab Sidoarjo baru saja diundang oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah di Pendopo Delta Wibawa, terkait pentingnya untuk menjaga plurarisme dalam kehidupan bersama.
Plt Kabag Kesra Pemkab Sidoarjo Drs M Qudhori menjelaskan apa yang dilakukan orang nomor satu di Pemkab Sidoarjo tersebut sangat penting, karena untuk menjaga kebersamaan dalam kehidupan plurarisme di Sidoarjo.
”Di Sidoarjo memang plural. Dari agama Islam saja, ada beraneka aliran. Ada aliran NU, Muhammadiyah dan lainnya. Kondisi itu harus tetap dijaga kedamaiannya. Supaya tidak sampai ada rasa memandang sebelah mata. Merasa paling benar sendiri,” kata Qudhori, yang juga Kasubag Agama dan Kemasyarakatan Bagian Kesra Pemkab Sidoarjo itu, Selasa (7/8) kemarin.
Bupati Saiful Ilah menurut Qudhori, menyatakan sangat setuju dengan kegiatan yang kali pertama seperti itu. Acara tersebut dianggap cocok, apalagi karena di Sidoarjo baru saja terjadi teror bom, yang dilakukan oleh sekelompok aliran yang merasa benar dan memandang salah aliran lain.
KH Nurkholis Misbah, ulama pengasuh ponpes modern di Desa Junwangi Kec Krian yang diundang untuk memberikan tausiyah, kata Qudhori, minta agar aliran di Sidoarjo tidak saling memandang remeh orang lain. Karena meremehkan orang itu termasuk sombong dan itu bukan sifat dari umat Islam.
KH Nurkholis juga memberikan testimoninya, di ponpesnya ia mengasuh 1.800 santri. Mereka plural, berasal dari berbagai status. Ada yang baik juga ada yang tidak baik. Maka menurut ia, menjaga pluralisme tergantung cara mengolahnya.
Maka dasar pondasinya harus yang dikuatkan. Ia memberi contoh membangun pluralisme, di tempatnya untuk memulai memasak saja diharuskan wudlu dulu. Supaya suci sehingga tidak mudah tersinggung dan tidak tak salah paham. [kus]

Tags: