Bupati Sumenep Apresiasi Tujuh Pulau Bertahan di Zona Hijau

Bupati Sumenep, A. Busyro Karim di dampingi Kapolres, AKBP Darman saat memotong pita sebagai bentuk lounching Kamoung Tangguh di Desa Lombang.

Sumenep, Bhirawa
Sumenep memiliki 27 kecamatan, 18 kecamatan berada di wilayah daratan dan 9 kecamatan di wilayah kepulauan. Dari 9 kecamatan di kepulauan, dua diantaranya telah masuk zona merah karena telah ada warga yang terpapar Corona dan tujuh kecamatan lainnya masih zona hijau karena belum ada warga yang terpapar virus Corona.

Bupati Sumenep-A Busyro Karim mengapresiasi tujuh kecamatan di wilayah kepulauan yang bertahan di zona hijau tersebut. Dari 9 kecamatan di kepulauan, dua sudah tercatat zona merah yakni Talango dan Raas.

Sedangkan tujuh lainnya tetap bertahan di zona hijau yakni kecamatan Giligenting, Arjasa, Masalembu, Kangayan, Gayam, Nonggunong, dan Sapeken. Guna memberi semangat bagi masyarakat, orang nomor satu di Kota Keris ini menunjuk salah satu desa di Pulau/ Kecamatan sebagai Kampung Tangguh yakni Desa Lombang, Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting.

“Kami mengapresiasi sejumlah kecamatan yang ada di wilayah kepulauan yang dapat mempertahankan zona hijau. Penunjukan Desa Lombang di Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting ini bagian dari bentuk apresiasi kami kepada seluruh masyarakat termasuk pemerintahan desa dan kecamatan,” kata Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, Selasa (21/7).

Menurut Busyro, Desa Lombang pulau Giliraja ini menjadi desa percontohan dalam penekanan angka penyebaran Covid-19. Sebab, warga di Pulau/ kecamatan Giligenting ini banyak yang merantau ke Jakarta dan sudah banyak yang pulang di masa pandemi Covid-19 ini.

Namun, penyebaran virus yang pertama muncul di Kota Wuhan, China itu dapat ditekan sedemikian rupa.

“Ini yang menjadi istimewa di Giligenting, walaupun banyak yang pulang dari Jakarta, Alhamdulillah aman, sehingga ini harus terus dipertahankan, jangan sampai zona kuning apalagi berubah merah,” ucapnya.

Bupati dua periode ini menegaskan, karena virus tersebut bergerak cepat, maka kediaiplinan dalam menjaga kesehatan harus terus dijaga. Belum ada vaksin untuk Covid-19 ini, sehingga memakai masker, rajin cuci tangan dan menjaga jarak, dipandang masih menjadi solusi terbaik.

“Covid19 ini memang belum ada obatnya yang diakui secara internasional. Maka, cara menanggulangi penularan, masyarakat harus memakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak, termasuk harus disiplin dalam hal kesehatan,” paparnya.

Ia optimis, dengan bantuan semua pihak, daerah yang dipimpinnya sapat segera keluar dari zona merah. Ia juga berharap agar dunia pendidikan kembali berjalan secara normal.

Dengan virus tersebut, semua lini telah terganggu, termasuk perekonomian masyarakat yang semakin berantakan. “Harapan kita semua, agar Sumenep segera berubah pada zona hijau. Kita ingin masyarakat sehat, sekolah-sekolah bisa buka dengan normal kembali dan mudah-mudahan Kecamatan Giligenting tetap bisa mempertahankan zona hijaunya ini,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lombang, Juherman menyampaikan terima kasih atas kepercayaan pemerintah daerah yang telah menjadikan desanya sebagai Kampung Tangguh.

“Penunjukan Kampung Tangguh ini merupakan penghargaan kepada kami di Pemdes Lombang dan masyarakat secara umum,” urainya.

Juherman juga meminta kepada pemerintah daerah agar memberikan dukungan berupa fasilitas dalam penanganan dan pencegahan Covid-19 di desanya. Sebab, selama ini penanggulangan dan pencegahan hanya dilakukan dengan cara menjaga kedisiplinan masyarakat itu sendiri.

“Harapan kami, ada sarana penunjang bagi masyarakat kami untuk terus mempertahankan zona hijau ini,” harap pak Kades. [sul]

Tags: