Bupati Sumenep Berlakukan Labeng Mesem Sebagai Akses Keraton Utama

Penjaga Keraton saat menggunakan pakaian adat

Sumenep, Bhirawa
Bupati Sumenep, Ach. Fauzi memulai kerjanya dengan mengembalikan nuansa Keraton di Pendopo Agung setempat.

Salah satu nuansa Keraton yang dikembalikan itu, semua warga termasuk bupati yang hendak ke Pendopo dan rumah dinas bupati harus melalui Labeng Mesem yakni dari arah selatan Pendopo Agung dan rumah dinas bupati.

Sebab, selama ini warga yang mau masuk ke rumah dinas menggunakan pintu masuk di utara. Padahal, pada zaman Kerajaan, warga menggunakan Labeng Mesem sebagai pintu utama.

“Mulai hari ini setiap tamu, termasuk bupati yang mau ke rumah dinas dan pendopo harus menggunakan Labeng Mesem,” kata Bupati Sumenep, Ach. Fauzi, Senin (1/3).

Ia menyatakan, pengembalian budaya leluhur tersebut sebagai bagian dari bentuk penghormatan terhadap leluhur. Khususnya para raja Sumenep di masa lalu bersama keluarga dan keturunannya.

“Juga sesuai dengan masukan pihak-pihak yang menginginkan nilai-nilai budaya di Sumenep lebih dihargai. Termasuk keberadaan Keraton Sumenep,” ujar ketua DPC PDI Perjuangan tersebut.

Alasan mengembalikan nuansa Keraton itu juga mengembalikan fungsi Labeng Mesem sebagai pintu utama. Selain itu, rumah dinas bupati itu memang berada di belakang Keraton sehingga setiap orang yang masuk itu dari arah depan.

“Tata cara yang baru nanti, siapapun yang mau masuk rumah dinas bupati, termasuk bupati, harus lewat Labang Mesem. Karena sesungguhnya, rumah dinas bupati itu posisinya di belakang keraton, bukan di depannya. Selama ini, kan, seolah-olah rumah dinas bupati itu di depan keraton,” ucapnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, semua penjaga, staf, pramusaji, dan orang-orang yang ada di lingkungan Keraton juga harus memakai pakaian adat. Sehingga siapapun yang datang akan merasakan nuansa keraton.

“Dan pada akhirnya akan dapat menilai, bahwa nilai-nilai budaya Kerajaan di Sumenep masih terjaga dengan baik,” tegasnya.

Suami Nia Kurnia Fauzi ini menilai, selama ini Keraton Sumenep kehilangan fungsinya sebagai pusat pemerintahan sekaligus pusat kebudayaan Sumenep.

“Mulai sekarang saya berusaha mengembalikan fungsi keraton seperti fungsi semula,” imbuhnya.

Pihaknya berjanji akan menyusun sejumlah peraturan yang harus diterapkan di komplek pendopo Keraton Sumenep. Seperti memfungsikan kembali pintu utama keraton (Labeng Mesem) sebagai akses keluar masuk termasuk kendaraan dinas bupati menuju rumah dinas Sumenep.

Juga dilarang membunyikan musik modern. Selain itu, melepas alas kaki saat masuk ke keraton, pengunjung keraton harus berpakaian sopan dan bercelana panjang, dilarang memperdengarkan musik selain musik tradisional di komplek keraton.

“Semua peraturan itu harus dipatuhi termasuk dilarang merokok di komplek keraton,” tukasnya. [sul]

Tags: