Bupati Sumenep Resmikan Aeng Tong-tong Sebagai Desa Keris

Bupati Sumenep Resmikan Aeng Tong-tong Sebagai Desa Keris

Sumenep, Bhirawa
Bupati Sumenep, A Busyro Karim meresmikan Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi sebagai Desa Keris. Hal itu dilakukan agar keris di Kabupaten ujung timur Pulau Madura ini tetap menjadi budaya yang terlestarikan.
Bupati Sumenep, A Busyro Karim mengatakan, eksistensi keris tidak hanya diakui di nusantara, tetapi juga di dunia. Pada tahun 2005, PBB telah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non bendawi. Pada saat itu, ada lima karya budaya Indonesia yang mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari Unesco yaitu wayang, keris, angklung, batik, dan tari saman gayo.
“Konsekuensi pengakuan Unesco tersebut, kita memiliki kewajiban untuk melestarikan dan mengembangkan keris agar tetap lestari,” kata bupati dalam sambutannya saat peresmian.
Ia mengaku, dari lima karya budaya tersebut, keris merupakan warisan budaya paling sulit dipertahankan kelestariannya. Berbeda dengan batik, wayang, angklung dan tari. Sebab, keris memiliki nilai luar biasa sebagai karya agung ciptaan manusia.
Selain berakar dalam tradisi budaya dan sejarah masyarakat Indonesia, keris juga memiliki filosofi dan makna kejayaan, keuletan, kesabaran, keberanian, dan keluhuran budi. “Filosofi semacam ini masih sangat relevan diterapkan dalam kehidupan berbangsa saat ini, termasuk di Sumenep,” ucapnya.
Sumenep sebagai daerah pemilik pengrajin keris terbanyak di dunia yang mencapai 640 orang. Dari jumlah tersebut, paling banyak berada di Desa Aeng Tong-tong yang telah dikukuhkan sebagai desa keris ini. Ini merupakan tantangan bagaimana semua pihak mampu memanfaatkan keunggulan ini sebaik-baiknya.
“Pemerintah daerah terus berkomitmen dalam pelestarian keris. Buktinya, pada bulan Nopember 2014, Kabupaten Sumenep telah mengukuhkan sebagai kota keris.
Momentum hari ini juga bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan keris sebagai simbol wisata Kabupaten Sumenep agar tetap lestari,” terangnya.
Bupati berharap, penetapan Desa Aeng Tong-tong sebagai desa keris akan mengangkat citra dan identitas Kabupaten Sumenep di mata Internasional, lebih-lebih dalam mendukung program Visit Sumenep 2018.
“Kami ingin, keunikan keris ini dimaksimalkan untuk mempercepat pengembangan wisata di Sumenep.
Seban itulah, kami berharap pemasaran produk keris di Desa Aeng Tong-tong ini perlu inovasi pemanfaatan media. Di era digital seperti saat ini, perdagangan secara online sudah cukup massif, sehingga juga perlu dilakukan para pengrajin keris di desa ini. Para empu, sesepuh dan pelaku keris di desa ini kami berharap agar tidak bosan-bosannya melestarikan setiap tradisi luhur para pendahulu, khususnya kepada para generasi muda sebagai penerus perjuangan di masa mendatang,” harapnya. [sul]

Tags: