Bupati Terapkan Absensi Finger Print Guru

Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari, SE saat melakukan sidak penerapan absensi finger print online bagi semua guru.

Pilot Project di Kecamatan Kraksaan dan Pajarakan
Probolinggo, Bhirawa
Dalam waktu dekat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo akan segera menerapkan absensi finger print secara online bagi semua guru yang ada di Kabupaten Probolinggo. Dengan finger print online ini, setiap guru yang melakukan absensi langsung tersambung ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo.
“Presensi biometrik atau finger print secara online ini akan terakses langsung ke Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Jadi nantinya akan tahu daftar kehadiran guru-guru di lembaganya. Namun semua itu akan dilakukan secara bertahap dan terus kita lanjutkan. Untuk tahun 2019 ini terus kita perluas ke beberapa lembaga sekolah,” kata Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE, Senin (29/7) kemarin.
Menurut Bupati Tantri, ke depan semua guru SD dan SMP di Kabupaten Probolinggo akan menerapkan presensi biometrik. Sebagai pilot project, penerapan absensi finger print secara online ini sudah diterapkan di Kecamatan Kraksaan dan Pajarakan. Harapannya inovasi ini bisa menambah kualitas dari semangat Pemkab Probolinggo dalam membangun pendidikan.
“Penerapan finger print secara online ini hanya sebagai pemicu saja untuk memastikan bahwa semua guru-guru yang ada di Kabupaten Probolinggo dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan perundang-undangan. Tentunya dapat memberikan semangat bagi siswa dan gurunya. Karena dalam aturannya, guru sudah harus masuk jam 07.00, sehingga bagaimana bisa datang ke sekolah sebelum jam 07.00 WIB,” jelasnya.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina mengungkapkan bahwa presensi biometrik bagi guru ini akan diberlakukan di semua lembaga sekolah di Kabupaten Probolinggo. Karena untuk sekolah, penerapan absensi finger print ini belum diberlakukan. Padahal untuk OPD (Organisasi Prangkat Daerah) sudah dilakukan pada tahun 2013 lalu. Oleh karena itu, untuk lingkungan sekolah baru dimulai pada tahun 2019.
“Dengan peningkatan kesejahteraan guru, kita mengharapkan aparatur yang lebih disiplin dan berkinerja itu diawali dari hal-hal sederhana. Salah satunya disiplin hadir pagi dan pulang tepat waktu. Disiplin berada di tempat kerja. Rentang jarak yang jauh harus didekati dengan pendekatan sistem. Semua itu menjadi sebuah kebutuhan,” katanya.
Dewi menerangkan ke depan semua tunjangan mulai dari TPP, tambahan penghasilan dan tunjangan sertifikasi akan dilakukan berbasis laporan presensi biometrik. Sebab kalau manual, maka akan 100% terus.
“Penerapan presensi biometrik ini akan diberlakukan di semua lembaga pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Sebenarnya kita berlakukan mulai Januari 2019, ternyata masih ada alat yang belum datang. Kita mengharapkan diberlakukan pada tahun ajaran baru,” paparnya.
Berdasarkan hasil cek kemarin terang Dewi, ternyata ada 6 lembaga SMP, dalam hal ini SMP Satu Atap yang dana BOS-nya tidak cukup membeli dan 20 lembaga SD. Akhirnya pada PAK perubahan APBD 2019, pihaknya mengadakan 30 paket presensi biometrik untuk membantu lembaga sekolah. Harapannya pada bulan Agustus mendatang sudah 100%.
“Untuk guru yang ada di Kecamatan Pajarakan dan Kraksaan, laporannya online real time. Tetapi itu hanya untuk lembaga SD saja. Sementara untuk SMP, satu kecamatan satu SMP yang bisa online. Sehingga setiap harinya kami bisa melihat berapa guru yang masuk. Sementara untuk yang lain alatnya offline, tetapi laporannya manual. Target kami tahun depan semua lembaga pendidikan di Kabupaten Probolinggo sudah bisa menerapkan presensi biometrik secara online,” tambahnya. [wap]

Tags: