Bupati Trenggalek Apresiasi ”Labuh Larung Sembonyo Prigi”

Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin

Trenggalek, Bhirawa
Setiap awal memasuki Bulan Selo Masyarakat Pesisir Teluk Prigi Kabupaten Trenggalek gelar Upacara Adat Labuh Larung Sembonyo sebagai perwujudan rasa Syukur Nelayan kepada Tuhan YME karena tangkapan Ikan yang melimpah.
Upacara Adat Labuh Larung Sembonyo di ikuti seluruh Nelayan dan ribuan Masyarakat Sekitar Pantai Prigi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Upacara Adat Labuh Larung Sembonyo ini pelaksanaannya di pusatkan di Teluk Prigi, Desa Tasikmadu dan Desa Karanggongso Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek.
Acara tersebut di hadiri langsung oleh Bupati Trenggalek Moch. Nur Arifin. Dalam sambutannya Moch. Nur Arifin mengapresiasi acara Labuh Laut tersebut dan mengajak Masyarakat untuk mencintai Laut karena laut telah memberi sumber Penghasilan bagi Masyarakat Pesisir Teluk Prigi.
“Niatnya semata-mata Bersyukur dari semua yang telah diciptakan, Karena laut telah diciptakan Allah sehingga melalui laut masyarakat pesisir bisa mencari Rizky dari Laut” ungkapnya, Rabu (24/7), akan tetapi dengan dukungannya tersebut, jangan lantas dianggap sebagi hal yang melanggar hukum agama ( musyrik)
“Bupati kok ndukung kegiatan ini, perlu diingat ini bukan Musyrik namun semata-mata sebagai perwujudan rasa Suukur dengan simbolnya kita Labuh Larung Sesaji ke Laut” jelasnya .
“Melalui Upacara Labuh Larung Sembonyo Kiita Syukuran, karena Laut yang selama ini sudah memberi isi kepada Kita kalau laut sudah memberikan isinya, tentunya kita mensyukuri serta menjaganya juga”.
Lebih lanjut Arifin juga mendukung dengan adanya aturan baru dari Aliansi Masyarakat Penjaga Laut tentang adanya larangan melaut pada hari hari tertentu .
“Saya terimakasih telah dibuatkan peraturan, Untuk hari hari tertentu tidak boleh melaut saya apresiasi banget, ikan kalau di kejar setiap hari ya stres ( takut), dengan adanya aturan tersebut berarti telah memberi kesempatan untuk berkembang biak ikan,” Imbuhnya.
Ditambahkan Arifin ia juga meminta kepada nelayan agar lebih mengurangi penggunaan plastik kresek, sehingga hal tersebut tidak menimbulkan banyak sampah pastik dan menimbulkan kerusakan ekosistem saat dibuang dilaut.
“Kalau bisa memakai tas yang bisa didaur ulang, seperti tas rajut ,anyaman, Sehingga bisa dipakai lagi.” pintanya (wek).

Tags: